Skip to main content

Overview Midnight in Paris


Midnight in Paris (MIP - 2011), aku menyangkanya sebagai film romantis abad 21 yang akan memperbarui pikiran kita tentang cinta. Karena Paris, semata-mata karena ada nama Paris pada judul tersebut. Dan siapakah yang tidak ingin mengunjungi Paris serta menikmatinya dengan orang terkasih? Begitulah paris selalu menjadi simbol kepada sesuatu yang indah, cantik, dan tentunya romantis.

Film ini benar-benar di luar perkiraan saya dia atas. Karena jika anda seorang pencari cinta, tontonlah film ini. Jika anda seorang penulis yang kagum kepada Hemingway, tontonlah film ini. Jika anda seorang pelukis yang mengerti betul mengenai Picasso, tontonlah film ini. Jika anda suka berfantasi, film ini cocok untuk anda. Atau anda seorang pecinta film berkualitas? Film ini tentu bisa menjadi pemuas.

Dari semua film bagus yang pernah kutonton, film ini sudah masuk dalam daftar film yang tidak boleh dihapus dari hardisk laptopku. Film ini memanglah bukan sembarang film. MIP memiliki bilangan cerita di atas rata-rata. Film ini ditulis dan disutradarai oleh orang yang sama, Woody Allen, yang katanya merupakan sutradara dengan kemampuan membuat dialog menjadi cerdas. Dan itu tidak salah, dialog-dialog dalam film ini, dalam beberapa scene terhitung sulit untuk dilakukan oleh orang biasa. Maksudku, karena dalam film ini menghadirkan sosok yang telah menjadi idola publik; seperti Hemingway, Picasso, Fitzsgerald bersaudara, Salvador Dali, dan juga tempat-tempat yang bernuansa paris pada abad ke-20 dimana seni dan kepenulisan tengah berkembang di sana.

Semua tokoh yang sudah almarhum di atas, dibuat berdasarkan karakter yang persis sebagaimana sang tokoh di gambarkan. Omongan Hemingway yang ceplaas-ceplos dalam mengkritik karya sastra, Zelda Fitzgerald yang emosial, juga Dali yang apapun pembicaraannya pasti berakhir pada badak. Untuk Hemingway, mungkin dialah sosok yang paling penting, ada satu hal yang kucatat dalam kata-katanya, dan ini penting sekali.

bahwa untuk seorang penulis, bahkan yang sekelas Hemingway sekalipun, ketika meihat tulisan orang lain yang lebih bagus, ia akan iri karena itu merupakan saingan. Namun ketika melihat tulisan anak muda yang buruk, maka ia akan benci karena ia tidak suka anak muda yang tidak bisa berkarya.

Intinya, jangan meminta nasehat kepada penulis lain jika anda seorang penulis. Dan ini bisa diterapkan pada profesi lain, bahwa meminta nasehat kepada orang yang sama profesinya hanya akan menyesatkan jalan kita. Maksud dari Hemingway sudah sangat jelas, karena kehidupan ini keras dan penuh persaingan. Namun memang, dalam kehidupan ini, orang baik selalu saja ada di antara kita. Hemingway hanya ingin menunjukkan sisi manusiawi setiap manusia, bahwa kita cenderung untuk merasa iri dan cemburu. Kalau ada orang baik yang memberikan nasehat yang membangun meskipun menghancurkan karirnya sendiri, yah, itu beda lagi. Karena sebagaimana orang jahat selalu ada di sekeliling kita, orang baik demikian juga.

Kita kembali kepada Gill Pender, tokoh utama dalam film ini. Dia adalah sosok penulis yang tergila-gila dengan semua yang kusebutkan di atas. Ia juga berharap, setelah menikah dengan pacarnya, akan tinggal di Paris. Sedangkan pacarnya –yang cantik, seksi, dan memikat, lebih memilih tinggal di Amerika. Ines, pacarnya tersebut tidak bisa memikirkan bagaimana ia akan tinggal di luar Amerika Serikat. Keduanya memiliki sisi yang sangat berbeda. Perbedaan inilah yang membuat dasar jurang bagai neraka dalam kehidupan Gill Pender. Namun bagaimanapun, tidak patut bagiku menyalahkan salah seoarang dari mereka. Karena sebagai seorang lelaki, akupun tahu bahwa Gill benar-benar tidak tahu cara membahagiakan perempuan.

Jadi kadang kita harus menjadi sangat obyektif, bahwa menjadi tokoh utama tidak melulu benar. Ada kesalahan-kesalahan mendasar pada diri Gill sehingga pacarnya tersebut melarikan diri, tidak menaruh kepercayaan, bahkan sampai berselingkuh. Ini penting bagi anda yang ingin belajar tentang cinta. Di samping anda harus cerdas dan humoris, anda harus faham kriteria cerdas dan humoris macam apa yang diinginkan pasangan anda. Anda harus benar-benar tahu bagaimana keseluruhan pasangan anda. Jika anda dan pasangan benar-benar berbeda dalam semua hal, maka salah satu aspek dari cinta sejati menurut Stenberg tidak anda dapatkan : kalian tidak tidak bisa menjadi sahabat.

Paris

Seperti yang saya singgung di atas, paris merupakan simbol cinta yang luar biasa terkenal di dunia ini. Meskipun pada salah satu acara televisi, pernah di sebutkan bahwa beberapa tempat yang sering dijadikan perayaan cinta kasih adalah : Juliet Statue, Wall of Love di Verona, Italia; Love Park, Philadhelpia, USA; Gembok Cinta di Korsel dan Perancis; Fountain de Trevi, Roma dsb. Tidak ada salah satu dari tempat tersebut yang berada di Paris, tapi tetap Paris merupakan pilihan utama jika anda pergi ke Eropa.

Mengapa Paris? Aku tidak tahu, mungkin begitulah iklan memonopoli pemahaman kita tentang suatu tempat.
Di film ini, beberapa tempat yang akan di jadikan lokasi pemutaran film, juga tempat-tempat yang klasik dan penting di tampilkan menjadi slide gambar serta video pada scene-scene awal. Kita sebagai penonton seakan-akan mengunjungi Paris hanya dari tempat kita duduk. Jadi film ini di buka dengan gambar-gambar yang asyik sekali. Sungguh ini gambaran yang luar biasa dari Sutradara. Aku tidak tahu pasti tempat-tempat tersebut, yang jelas semuanya menunjukkan eksotisme Paris yang cantik. Bahkan ada video Paris ketika hujan. Bagi kalian pecinta hujan, kalian pasti romantis. Dan berhujan-hujan di Paris akan menjadikan kalian orang yang paling berbahagia di dunia.

Itulah paris sebagai tempat. Namun sebuah kota bukanlah hanya tempat untuk menikmati keindahan gedung-gedung serta taman-taman belaka kan? Di sana juga hidup manusia-manusia yang menjadi akar budaya masyarakat dunia. Jika ada pelancong yang mengatakan bahwa orang Paris ramah-ramah, mungkin aku akan sedikit tidak percaya. Sama tidak percayanya aku kepada omongan orang barat mengenai keramahan orang indonesia, atau orang bali. Karena orang asing yang datang ke Indonesia pasti hanya untuk mengunjungi tempat wisata, bukan untuk hidup di dalamnya. Di tempat wisata semua orang ramah karena dengan begitu orang-orang mau membeli barang dagangannya.

Aku jadi mengingat tulisan Mas Fayyadl yang menjelaskan tentang Paris dari sudut pandangnya. Dia sekarang kuliah di Paris, maka kita boleh percaya pada apa yang di ucapkannya. Beliau menulis; “Suatu saat, kutemukan ketidakpedulian dan egoisme, di saat lain, kutemukan antusiasme dan kehangatan. Suatu saat, kutemukan sifat temperamental mereka yang sewenang-wenang, di saat lain, kutemukan senyum ramah. Suatu saat, kutemukan mereka menghardik, di saat lain, kutemukan mereka mengulurkan tangan. Tapi secara umum, kutemukan satu kecenderungan umum di mana indiferentisme, atau sikap tak mau tahu, dominan”

Jadi tidak melulu kita akan melihat bahwa Paris adalah kota yang nyaman untuk ditinggali hanya karena melihat tempat-tempat yang eksotis dan menawan. Gill Pender, kembali kepada film, pada tengah malam tersesat di tengah kota Paris. Bahkan ketika kita tersesat, kita tidak akan tahu bahwa suatu tempat begitu indah. Lalu Gill bertanya kepada dua orang Paris yang berjalan di sana, tapi yang didapati Gill hanyalah penolakan, ketidakpedulian; sebagaimana yang di sampaikan oleh Fayyadl.

To be continued…

Comments

About Me

My photo
Fathul Qorib
Lamongan, Jawa Timur, Indonesia
pada mulanya, aku adalah seorang yang cerdas sehingga aku ingin mengubah dunia. lalu aku menjadi lebih bijaksana, kemudian aku mengubah diriku sendiri.