Persoalan sosial yang memperlebar kesenjangan antar masyarakat tidak pernah berhenti. Indonesia seperti kapal setengah tua yang terombang-ambing di tengah badai, sementara nahkodanya tenang di anjungan sembari memberi perintah yang sulit dipahami kru dan penumpang kapal. Kapal tidak berhenti melainkan terus maju ke tengah badai. Belum selesai konflik gara-gara Pilpres 2019, West Papua, konflik RUU KPK dan PKS, ditambah konflik mengucapkan selamat Natal, banjir Jakarta, dan penolakan valentine dalam gerakan Indonesia Tanpa Pacaran (ITP) Perlu dicatat, konflik ini rata-rata terjadi di dunia nyata tetapi kehebohannya bisa disaksikan di media sosial. Bahkan media sosial, terutama Twitter, menjadi kenyataan yang lebih real dibanding kehidupan itu sendiri. Kondisi ini persis seperti yang dijelaskan Baudrillard terkait dengan simulacrum yang disebabkan oleh media massa. Menurutnya, alih-alih media menjadi cermin dari realitas, media malah menjadi agen pengonstruksi realitas. Ti
Avonturir | Reader | Writer