Skip to main content

Posts

Showing posts from May, 2014

Mencari Hilangnya Kritik Sastra di Indonesia

kritik harus dibudayakan Disampaikan dalam diskusi Sekolah Menulis Papua. Orang-orang Indonesia memiliki budaya malu dan tidak ingin mempermalukan orang lain; pada satu dan lain hal akan sangat berpengaruh pada cara hidup, bahkan cara bersastra dan berbangsa. Budaya malu sangat penting bagi orang Indonesia (mewakili bangsa timur) untuk men counter budaya tidak tahu malu yang sering kita alamatkan pada bangsa barat. Karena budaya itulah, kita menjadi terkenal sebagai bangsa yang ramah, santun, tidak pernah marah ( sendiko dawuh –dalam bahasa kritis kita adalah bangsa penghamba). Budaya malu, pada akhirnya mendapatkan tempatnya pada dunia sastra. Hal yang paling sederhana dari perasaan kita adalah ketidakmauan untuk menerima kesalahan dari apa yang kita produksi, terlebih bila diungkapkan di depan umum. Jika hal ini benar adanya, maka kritik, yang sejatinya berarti judgement atau penghakiman akan menjadi menyakitkan, dan rerata kita tidak ingin di hakimi di depan publik at

About Me

My photo
Fathul Qorib
Lamongan, Jawa Timur, Indonesia
pada mulanya, aku adalah seorang yang cerdas sehingga aku ingin mengubah dunia. lalu aku menjadi lebih bijaksana, kemudian aku mengubah diriku sendiri.