Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2013

"Overview II" Masalah dalam Life of Pi

Kehidupan memang tidak pernah salah memilih. Ia memberikan cobaan kepada siapapun dengan segenap kemampuan alami yang dimilikinya. Namun kita semua, pada awalnya sungguhlah orang yang tidak tahu apa-apa, karena seperti yang kita lihat, orang yang kuat bukanlah orang yang tidak punya masalah, tapi sebaliknya, memiliki banyak masalah besar namun ia sanggup menyelesaikannya dengan sukses. Pertama kali Pi mendapatkan masalahnya, adalah karena namanya yang pelafalannya mirip sekali dengan pelafalan “kencing -Pissing” di India. Piscine Pada masa kanak-kanak, menjadi ejekan teman sedesa bukanlah yang menarik untuk diceritakan. Mungkin kita tidak pernah tahu bagaimana itu bisa menjadi moment yang paling menakutkan bagi masa perkembangan kanak-kanak. Tapi begitulah yang terjadi, karena anak-anak masih memerlukan definisi tentang hidupnya dari lingkungan, bahkan ia membutuhkan pengakuan dari teman-temannya lebih dari kita orang dewasa memahaminya. Maka itu, memberikan nama yang baik s

Menuju Puncak Bukit

Di suatu pagi pukul 08.00, ketika matahari tengah hangat, dan kabut-kabut gunung terangkat; aku berangkat dengan gentar menapaki jalanan beton menuju sebuah bukit. Itu pagi yang benar-benar menakjubkan setelah sekian lama aku terkurung dalam perjalanan yang membosankan di atas kapal. Dengan ucapan bismillah, kumulai langkah pertama. Kutinggalkan sekelompok mahasiswa universitas hasanuddin yang berjubel di aula pertemuan pada gedung megah tersebut. Aku melambai pada beberapa orang yang tidak ku kenal, dan mereka tidak mengenalku, mereka hanya memandangiku dari kejauhan –menerka, berharap mereka juga mengenalku, tapi tidak ada kenangan apapun yang muncul di kepala mereka. Aku hanya iseng, sebagaimana Jack yang melambai kepada orang-orang yang menonton kapal Titanic, dan berteriak; “See u again… see u again… bye bye…!” padahal tak satupun dari mereka mengenalnya, begitupula sebaliknya. Membayangkan menjadi Jack yang telah berganti kehidupan, aku tersenyum sendiri sambil mendo

Live In Lembaga Dakwah Kampus

Saya tidak terbiasa menulis tentang keagamaan karena hal ini tidak banyak disukai di dunia luar. Kita mesti mengakui bahwa agama, dalam banyak  case , dianggap memperjauh masalah keduniawian. Betapa sering kita mendengar lontaran bahwa “agama adalah kegelapan”. Dan agama, jika di sandingkan dengan ilmu pengetahuan, akan dianggap sebagai sesuatu yang kolot, bau, kuno, dan tidak memperbaiki keadaan.  Di Ambon yang pernah terjadi perang itu, agama malah dijadikan isu pemecah belah. Dalam film Life of Pi ( based on novel by Yann Martel ), seorang ayah menasehati anaknya yang bahkan memeluk tiga agama sekaligus pada satu waktu, bahwa “ selama ratusan tahun ilmu pengetahuan telah membawa kita untuk lebih mengenal alam semesta dibandingkan dengan agama yang telah berusia ratusan ribu tahun ”. Lihat, agama seakan-akan perkara bodoh yang seharusnya tidak untuk dipercaya. Saya takut itu keyakinan yang tidak hanya muncul dari mulut belaka. Bahwa agama seakan-akan kambing hitam dari semua

"Overview I" Agama dalam Life of Pi

Saya pernah membayangkan bahwa kita sesungguhnya hanyalah tokoh-tokoh rekaan sebuah novel yang kebetulan settingnya adalah di muka bumi. Mungkin ada tokoh novel yang lain yang juga hidup di belahan galaksi yang lain. Maka sama sekali tidak ada tuhan, kecuali memang tuhan hanyalah objek rekaan seorang pengarang yang menginginkan agama dan tuhan sebagai jalan keluar dari segala persoalan. Lalu ada seorang tokoh yang dikehendaki untuk menjalani peran ganda, atau bahkan muti peran. Dengan sangat kompleksnya, bahkan pengarang mampu membuat berbagai agama dengan segala kitab sucinya. Sepertinya aku tidak terlalu tertekan dengan hal itu, toh JK Rowling juga telah membuktikan dirinya mampu membuat dunia penyihir, juga CS Lewis yang membuat dunia Narnia. Bahkan mereka mampu membuat dunia itu, dan tokoh-tokoh mereka hidup, tak ubahnya seperti kita yang memang diciptakan dari sebuah novel. Dan yang paling saya fikirkan adalah, bagaimana kalau kemudian, pengarang kita, membuat tokoh

Overview Crime and Punishment II

Download Ebook Crime and Punishment by Fyodor Dostoyevsky here. Share Love With Books Setelah menyelesaikan Kejahatan dan Hukuman beberapa hari yang lalu, saya masih terngiang betapa kita memang memiliki sebuah naluri untuk tidak mau berbuat jahat. Dalam terminologi Freud mungkin inilah kekuatan superego itu. Entah terlepas dari segala hukum yang telah dibuat manusia, kita seakan-akan sudah di plot memiliki hati yang bersih sehingga ketika berbuat keji maka dengan otomatis hati kita akan gelisah. Itulah hukum pertama-tama, kemudian muncul ketakutan-ketakutan akan hukum manusia, lalu terakhir kegelisahan puncak; hukum tuhan. Buku tersebut, entah benar atau tidak, saya tidak yakin sebenarnya, pantas saya masukkan menjadi buku yang wajib baca. Karena memang, buku ini bagus, tapi tidak bisa memberikan sesuatu yang sensasional kepada pembaca. Saya ulangi agar tidak salah terka, bahwa buku ini memang benar bagus, namun tidak seluarbiasa buku-buku yang membuat kita tercengang aka i

Overview Tanah Surga, Katanya

Sinopsis “Hasyim, mantan sukarelawan Konfrontasi Indonesia Malaysia tahun 1965 hidup dengan kesendiriannya. Setelah istri tercintanya meninggal, ia memutuskan untuk tidak menikah dan tinggal bersama anak laki-laki satu-satunya yang juga menduda Haris dan dua orang anak Haris bernama Salman dan Salina. Hidup di perbatasan Indonesia Malaysia membuat persoalan tersendiri, karena masih didominasi oleh keterbelakangan dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Masyarakat perbatasan harus berjuang setengah mati untuk mempertahankan hidup mereka, termasuk keluarga Hasyim, namun kesetiaan dan loyalitasnya pada bangsa dan Negara membuat Hasyim bertahan tinggal.   Haris anak Hasyim, memilih hidup di Malaysia karena menurutnya Malaysia jauh lebih memberi harapan bagi masa depannya. Dia juga bermaksud mengajak seluruh keluarga pindah ke Malaysia termasuk bapaknya. Astuti, seorang guru sekolah dasar di kota datang tanpa direncanakannya. Ia mengajar di sekolah yang hampir rubuh karena setah

Review Brave (2012)

Film Brave yang saya prediksi akan memuaskan imajinasi saya akan sebuah keberanian, malah mengacaukan harapan tersebut. Bagaimana tidak, kisahnya yang mentah tidak layak jual, dan saya kira tidak memenuhi kualifikasi untuk cerita yang memukau. Bahkan lebih buruk dari cinderela ataupun si rambut emas panjang –rapunzel. Fantasi oke,  I like it more that the reality ,  I like everything which makes me shock ,  wheter it’s fantasy or reality show, but not in this one. Mari kita buat beberapa catatan mengenai film ini : Pertama , cerita yang penuh dengan keberuntungan. Maka tidak ada yang bisa dipelajari menonton film yang mendasarkan diri dari keberuntungan sebuah cahaya biru yang muncul dalam hutan, lalu cahaya itu menuntunmu menuju takdir. Seharusnya cahaya biru ini menjadi kunci utama dari sebuah ‘misteriusisasi’ takdir, tapi yang terjadi malah sebaliknya; keanehan. Cahaya itu menunjukkan ke rumah seorang nenek penyihir, yang nenek penyihir itu menghilang setelah mengubah s

"Review" Kejahatan Dan Hukuman I

Setelah menonton film Chronicle dan membuat beberapa catatan mengenai hal itu, saya disuguhi kisah psikologis seorang mahasiswa miskin yang sedang bertarung dengan dirinya sendiri. Sama-sama menyajikan secara frontal seseorang yang dihantui oleh kehidupannya sendiri. Maka benar, kehidupan mengerikan seperti itu tidak sulit kita temui dalam kehidupan yang nyata. Ini adalah novel Kejahatan dan Hukuman karya Fyodor Dostoyevsky, seorang Rusia yang kehidupannya hampir mirip dengan pergulatan yang ada dalam novelnya. Dostoyevsky adalah seorang penulis, juga seorang manusia. Salah satu manusia yang kisah hidupnya berliku dan hanya terjadi di dunia novel. Usia 16 tahun ibunya meninggal dunia. Lalu ayahnya yang seorang dokter itu pindah dilingkungan pertanian warisan keluarga. Pada suatu malam ayahnya dibunuh oleh orang sedesa karena sikapnya yang buruk terhadap para pekerja, juga nafsunya yang tidak terbendung sehingga banyak wanita simapanannya di desa tersebut. Tidak ada yang mela

Chronicle

Dengan memahami bahwa manusia adalah puncak rantai makanan, Andrew kemudian kalap dan menjadikan kekuatan yang ada dalam dirinya untuk memangsa manusia lain yang lemah. Ia mendasarkan penilaiannya kepada singa yang memakan rusa, dan kita yang menepuk lalat hingga mati. Singa yang memburu dan memakan rusa tidak pernah merasa bersalah, begitupula kita yang menepuk lalat hingga hancur, juga tidak pernah merasa bersalah. Dan itu adalah permasalahan besar yang dimiliki Adrew yang memunculkan simpulan, “pasti ada maksud tersembunyi dari semua itu”. Dan di mulailah, kisah Andrew yang awalnya sebagai tokoh protagonis, menjadi manusia antagonis yang ingin menjadi pemakan segala. Rasa-rasanya sosok seperti Andrews tidaklah sulit kita temui dalam beberapa kehidupan nyata. Orang yang dari awal merasa tidak memiliki keistimewaan apapun, kehidupan masa remajanya kacau, ayah yang pemarah dan suka memukuli dirinya, juga ibunya yang sakit-sakitan. Kita patut kasihan kepada orang yang seperti

About Me

My photo
Fathul Qorib
Lamongan, Jawa Timur, Indonesia
pada mulanya, aku adalah seorang yang cerdas sehingga aku ingin mengubah dunia. lalu aku menjadi lebih bijaksana, kemudian aku mengubah diriku sendiri.