Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2012

Menonton dan Membaca

Saya menyadari dari dulu, tapi tidak benar-benar sadar bahwa ini teramat penting terhadap kesadaran saya sendiri; begitu juga kesadaran penonton yang sering kecewa terhadap film tertentu. Sudah lama sejak novel Ayat-Ayat Cinta dimunculkan menjadi sebuah film bioskop yang menyedot perhatian yang luar biasa. Waktu itu aku masih di MA. R. Mutaabbidin, sebuah sekolah islam yang juga terkena sindrom booming ayat-ayat cinta. Semua orang berlomba menonton film ini, dan berhubung di kota saya tidak (belum) ada bioskop, maka saya dengan sabar menunggu –hingga suatu hari, sekolah itu mengadakan nonton bareng tidak resmi di pusat bahasa. Kecewa. Begitulah perasaan saya ketika melihat film itu dari menit pertama. Saya mencoba mencocok-cocokkan edisi buku dengan filmnya yang ternyata jauh berbeda, dan itu membuatku geram. Apa gerangan yang dibuat sutradara ini? Tanyaku pada diriku sendiri, sementara teman-temanku terisak sedih melihat kisah cinta mereka yang ‘suci’. Dan kejadian i

Membaca 5cm

Download ebooknya 5cm di sini : p art 1 -------- part 2 Tiga tahun yang lalu aku membaca buku 5cm, menikmati alurnya sebagaimana aku menikmati buku-buku lainnya. Kemudian aku membaca lagi beberapa hari yang lalu, aku seperti tidak mengenal bacaanku yang dulu. Ada beberapa hal yang membuatku faham dengan novel ini, sekaligus masih menyisakan pertanyaan. Ini masih belum mengenai filosofi hidup, ini masih berupa hal teknis yang sering membuatku gagap dalam membaca buku. Sejak tiga tahun yang lalu itu, aku mulai mengoleksi film dan menontonnya sepenuh hati, -kujadikan kegiatan rutin yang membuatku gelisah kalau sampai aku tidak memiliki stok film baru. Juga beberapa novel yang sebenarnya sudah agak kutinggalkan karena aku tengah berkecimpung di dunia perkuliahan, dimana, membaca novel dan puisi tidak membuatku mampu menulis artikel, jurnal, dan skripsi dengan baik. Lalu aku membaca buku ini, 5cm, dan aku menemukan pemahaman baru. Karena di buku tersebut juga banyak

Menyibak Cinta Menuju Cita-Cita

Cinta, katanya tidak bisa di definisikan dengan kata-kata, namun semua orang percaya dan merasakan bagaimana cinta membuat hidupnya berubah menjadi sesuatu yang lebih bermakna. Cinta merupakan representasi dari Tuhan yang paling tinggi yang ada dalam diri manusa, dimana dengan cinta tersebut, Tuhan menciptakan kita menjadi makhluk-Nya yang paling sempurna. Aristoteles mengatakan “Tuhan adalah sesuatu yang tidak bergerak, namun menggerakkan segala sesuatu yang berada di luar dirinya melalui energi abstrak besar bernama cinta”. Cinta juga menjadi tema universal yang tidak pernah usang untuk ditulis dan dikaji, lalu melahirkan Kahlil Gibran yang menjadi rujukan paling menakjubkan bagi remaja-remaja yang sedang jatuh cinta. Ia juga melahirkan Shakespeare dengan Romeo-Julietnya, atau An Nizami dengan Laila-Majnunya serta sastrawan-sastrawan lokal di sekolah-sekolah karena mereka sedang jatuh cinta dengan teman sekelas mereka. Ia sebagaimana hidup itu sendiri, sangat berarti dan begitu

Menjadi Gila

Kenapa kita harus memikirkan dunia, setelah semua ini, apa yang diharapkan dunia dari kita? Dunia itu brengsek, kata seorang anak SMP di film pay it forward . Dan semua orang yang mendengarkan itu hanya mengangkat bahu dan tersenyum, juga seorang wartawan yang telah mengejar anak itu dari Newyork hingga ke California –senyum mereka berarti membenarkan, dan kagum bagaimana anak seusia itu tahu kalau dunia ini brengsek. Kata-kata itu ia adopsi dari guru inspiratifnya yang tiba-tiba mengajarkan bagaimana ia harus berfikir untuk merubah dunia. Hal mustahil yang harus dibebankan kepada anak SMP. Dan memang, dunia ini brengsek. Bahkan untuk menerbitkan kebaikan saja kita harus mencarinya susah payah. Dan begitulah hidup ini. Semua orang merasakan bagaimana brengseknya sesuatu yang bernama kehidupan. Tidak ada hal yang lurus dan langsung menuju sasaran seperti jalan tol. Hidup ini begitu mengerikan. Untuk mencapai hal yang kita cita-citakan, membutuhkan seluruh kekuatan yang kita

Kekalahanku

Aku adalah pendosa yang memakai kalung berlambangkan ayat-ayat suci. Mencoba menjadi saudara yang baik, tapi dalam keriuhan jiwaku, sungguh tidak ada tempat yang jernih untuk membuat segala pujian dan hinaan. Adakah yang lebih indah dari mati yang tenang, menghabiskan umur di tempat sepi yang kita hanya bisa mendengar suara binatang bersayap yang tak henti mendenging. Seperti hidup di hutan yang luas, di tengah kegelapan yang sejatinya lebih terang dari siang hari, atau berada pada suatu tempat pertapaan –yang sesekali akan didatangi orang untuk melihat apakah kita masih bernafas atau tidak. Tak bisa lagi kulayani segala angkara murka diri sendiri. lalu tak mampu membendung segala kekotoran jiwa ini, apakah aku akan benar-benar hidup? Bahkan sekarang telah lewat masanya dan aku tidak sama sekali menghadapkan diri pada yang tunggal. Bahka aku hanya mampu menuliskan kata-kata palsu yang bisa saja, setiap saat menjebakku sendiri dalam pengakuan palsu. Tangan-tangan kotor, jemariku

Resensi Count of Monte Cristo

Pada mulanya adalah sebuah kebahagiaan, kepulangan yang ditunggu-tunggu oleh semua orang. Edmond Dates pulang menaiki Le Pharaon (kapal dagang kebanggaan Merssailess) untuk menyusul sebuah kebahagiaan. Ia akan menemui ayahnya yang sudah tua dan sakit-sakitan, dan dalam waktu dekat, seorang gadis yang dicintainya –yang juga mencintainya, akan segera dipinangnya dan melakukan upacara pernikahan. Dalam waktu yang teramat singkat, kita benar-benar dibuat takjub bahwa kejadian-kejadian berlarian dengan cepat. Singkatnya; Dantes pulang- memberi ayahnya uang yang banyak – akan menikah dengan Marcedes yang cantik – sekaligus ia akan diangkat menjadi Kapten Kapal karena Kapten Leclere telah meninggal dan Dantes merupakan Juru Mudi pertama. Tetapi, “kata tetapi selalu menggambarkan sesuatu yang bertolak belakang”, tetapi, nasib kemudian merubahnya menjadi nasib yang amat sangat buruk. Sebab pesan yang diamanatkan oleh Kapten Leclere untuk mengunjungi Pulau Elbaf itu kemudian membawa pet

Totalitas One Piece

Akhirnya saya bangga bisa menonton one piece meskipun harus memulainya dari awal sekali. Membutuhkan kerja keras untuk bisa mendownloadnya satu-persatu sambil senggol kiri kanan untuk sharing episode. Karakterisasi yang dibuat oleh Eiichiro Oda ini benar-benar menarik, unik, dan tentu saja ajaib. Saya masih bertanya-tanya, ada kekuatan apa pada Luffy, si manusia pemakan buah setan gomu-gomu (karet). Tidak ada yang istimewa dari karet jika aku terus memikirkannya. Apa yang bisa dilakukan oleh karet sehingga bisa menjadi Raja Bajak Laut? Cita-cita “I’ve set myself to become the king of the pirates, and if I die trying, then at least I tried” – Monkey D. Luffy (One Piece) Hal pertama yang saya dapat dari One Piece adalah tentang cita-cita. Di belahan bumi manapun, cita-cita adalah mutlak diperlukan guna menumbuhkan daya juang. Tapi hanya di film-film Jepang saja –sementara ini yang saya tonton adalah Naruto dan One Piece, cita-cita menjadi kunci utama pertaruhan hi

Tentang Melakukan Perjalanan

dinding bertulis; pintu masuk perpustakaan UI Banyak alasan untuk melakukan perjalanan. Bagi beberapa orang, mungkin untuk popularitas di masyarakat luas, yang lain lagi, mungkin karena tuntutan pekerjaan –menjadi wartawan wisata, atau sedang melakukan tugas penelitian yang di danai pemerintah maupun swasta, yang lain lagi, mungkin sedang melakukan hobbi yang tidak bisa dibendung. Alasan yang terakhir inilah yang awal kali membakar tubuhku. Dan semua alasan itu sah selama mereka tidak merugikan orang lain. Juga, perjalanan adalah sesuatu yang mubah, semua orang bisa menamakan kehidupannya sebagai sebuah perjalanan, tidak peduli apakah mereka melintasi kota-pulau, atau melintasi batinnya. Perjalanan hanyalah akan berakhir pada kematian. Karena di sana kita bisa menemukan beragam kematian yang tidak kita duga, mulai kematian diri sendiri, hingga kematian akal sehat. Kita akan bisa berulang kali mendapati tubuh kita mati, otak kita mati, dan bahkan kesadaran kita menghilang. Na

Menjalin Pertemuan (Happy Ending)

“Ah…aa” “Clara? Kan?” Pertemuan itu berlanjut di kantin yang kusebutkan tadi. Aku memesankannya segelas besar es soda, aku tidak tahu kesukaannya apa, tadi ia kusuruh pesan sendiri tapi dia masih tertegun dengan pertemuan ini, sedangkan pelayan kantin sudah menunggu. Aku mencoba biasa, tapi aku juga tidak mampu bercakap banyak sebagaimana biasa. Perempuan ini, tiba-tiba saja menjadi sesuatu yang membuat musim menjadi dingin. “Aku hanya mengabarimu saja, tidak lebih, tidak menyangka bahwa kau akan mengunjungiku ke sini… ah, kau benar-benar gila” Dia tergelak sendiri. Aku hanya memandanginya saja, mencoba menyimpan kegilaanku pada kedua mataku. Dia tersenyum, tertawa, bercerita bagaimana ia begitu kaget dan tidak mampu mengatakan apa-apa melihat aku berada di sini. Dan tidak ada yang kulakukan kecuali tersenyum sambil memandanginya. Kalau ada lima Clara, dan di tanyakan kepadaku mana yang paling cantik, maka aku akan mengatakan bahwa ada delapan Clara yang cantik.

About Me

My photo
Fathul Qorib
Lamongan, Jawa Timur, Indonesia
pada mulanya, aku adalah seorang yang cerdas sehingga aku ingin mengubah dunia. lalu aku menjadi lebih bijaksana, kemudian aku mengubah diriku sendiri.