Pagi itu jam tujuh, aku masih belum juga tidur. Angin masih berhembus, begitu dingin. Aku kedinginan tapi tidak ada yang kulakukan, aku hanya mematung. Angin itu, datang melewati pikiranku, menembus badanku, dan aku tetap tidak bergerak. Aku seperti menunggu sebuah janji, namun yang kulihat hanyalah kenangan yang semakin menjauh. Seseorang yang aku cintai, menikah pagi itu, dengan orang lain. Aku ingin berbohong bahwa aku akan bahagia kalau ia bahagia, kemudian tersenyum. Tapi itu hanyalah perkataan indah dari kumpulan kata mutiara cinta. Pada keadaan yang sesungguhnya kata mutiara tidak mampu menyelamatkan apapun. Kita tidak bisa mengukur bagaimana cinta ataupun rasa sakit. Dan apa yang kurasakan sekarang adalah suatu keadaan yang tak terdefinisikan, tak terbahasakan, dan tak tertahankan. Ada yang menggelegak dalam dada, entah itu apa. Satu yang kusadari, kesempatan telah hilang bersama angin yang menembus tubuhku. Itulah keadaan yang mengawali desember terburu
Avonturir | Reader | Writer