Abad ini, filsafat lebih banyak dipenuhi dengan debat persoalan bahasa. Dan persoalan bahasa yang paling mendasar adalah kegagapan manusia mengutarakan peristiwa dengan kalimat yang cacat. Misalnya, menggunakan kalimat-kalimat bertendensi dan judgement dalam ujaran keseharian maupun pemberitaan media massa. Penelitian tentang penggunaan kata, kalimat aktif-pasif, keberulangan, font khusus, penggunaan bold atau italic , hingga penyediaan ruang di media massa, sudah banyak dilakukan; tetapi hal-hal semacam itu merupakan aktivitas yang sulit dipahami oleh masyarakat umum sebagai kesalahan penggunaan bahasa. Secara sederhana, kita bisa melihat bahwa kita tidak bisa memahami apapun tanpa bahasa. Menurut Heideggar (Ahmala, 2013) language is the house of being - bahasa adalah rumah bagi manusia. Artinya, dengan menggunakan bahasa kita bisa paham maksud dari tempat tinggal kita di dunia ini. Tanpa bahasa, kita akan kesulitan berkomunikasi dengan sesama manusia, juga kita tidak a
Avonturir | Reader | Writer