Sering dalam kondisi menggebu-gebu saya ingin menjadi bagian dari pemikir dunia. Tetapi dalam satu waktu, ketika angin mulai berhembus ke barat dan hujan turun tidak stabil, pikiranku menjadi kalut. Dalam wilayah lokal saja, pemikiran saya gagap menangkap banyak hal yang berkaitan dengan permasalahan sosial. Banyak peristiwa yang saya tidak tahu bagaimana awal mulanya, apalagi mengurainya menjadi solusi. Lalu saya mulai bekerja acak, membaca acak, dan tidak mencoba merumuskan tujuan sama sekali. Kegelisahan-kegelisahan ini menjadi gumpalan mendung yang sering menghantam tengkukku. Bagaimana tidak, saat ini aku bekerja dalam industri intelektual yang mengagung-agungkan kemampuan analisis yang tepat dan tajam. Aku bekerja dalam industri yang sama dengan Horkheimer, Einstein, Al Ghazali, Emile Durkeim, Roland Barthes, Ibn Rusyd juga Bertrand Russel. Karena itu, membaca karya mereka membuat kegelisahan menjadi tak berujung. Semacam rendah diri yang meledak-ledak. Karena dengan
Avonturir | Reader | Writer