Kehidupan ini penuh dengan hal-hal yang tidak masuk akal. Kita tidak bisa menambah mengurangi mengali dan membagi dengan tepat segala sesuatu. Kehidupan sosial kita berkembang secara alamiah –dengan beberapa konstruksi yang saya kira tetap bisa dikatakan sebagai ‘apa adanya’. Kita sebagai manusia mengalami kebahagiaan juga kesakitan, mengalami masa penuh semangat dan motivasi, tapi juga pernah terpuruk pada suatu lembah tanpa dasar. Jika kita bahagia kita akan lupa pernah susah, dan jika mengalami kesusahan kita akan lupa bahwa kebahagiaan pernah kita alami. Semua hal itu normal selama kita menerimanya sebagai gambaran obyektif sehingga tidak bisa kita tolak. Itulah kerja-kerja tuhan yang ilmuwan sosial sebut sebagai realitas. Ada pernyataan-pernyataan pesimistis yang diakui secara berjamaah: jika kita tidak bisa mengubah realitas, maka ubahlah cara pandangmu terhadap realitas itu. Asal kalimat tersebut adalah 'karena kita benar-benar tidak bisa mengubah realitas itu
Avonturir | Reader | Writer