Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2019

Memutus Intoleransi di Negeri (Paling) Beragama

Menjelang Natal, umat beragama di Indonesia pasti digaduhkan dengan isu-isu intoleransi. Isu ini berputar pada pelarangan pemakaian atribut Natal, pelarangan pengucapan ‘selamat Natal’ dari muslim kepada umat kristiani, bahkan sampai pada isu larangan pelaksanaan Natal. Meskipun sangat disayangkan, tetapi kondisi tersebut belum menggambarkan keseluruhan cerita intoleransi di Indonesia. Masih banyak kasus intoleransi yang tidak diketahui orang awam sehingga belum menjadi agenda penting bagi banyak kalangan untuk memutus rantai intoleransi tersebut. Wahid Foundation yang concern di bidang penelitian toleransi beragama, mencatat adanya ratusan peristiwa intoleransi di Indonesia. Tahun 2016, misalnya ada 315 kasus intoleransi. Tahun 2017 turun sedikit menjadi 265 kasus, dan tahun 2018 meningkat lagi menjadi 276 kasus. Tiga aktivitas intoleransi tertinggi adalah pemidanaan berdasarkan agama/keyakinan, penyesatan agama, dan pelarangan aktivitas. Adapun pelaku dari tindakan intole

Pemuda: Puja-Puji di Era Disrupsi

Berbicara tentang pemuda dan prestasinya di tingkat dunia, kita cenderung akan pesimis. Layaknya berbicara tentang pendidikan, olahraga, kreativitas, dan teknologi, kesemuanya membuat pandangan langsung menunduk. Padahal dalam sedetik kita searching di mesin mencari internet, akan ditemukan banyak prestasi mengesankan yang diraih oleh pemuda Indonesia dari tahun ke tahun. Belum lagi 23 pemuda Indonesia yang masuk dalam Forbes 30 Under 30 Asia di tahun 2019 yang sukses membangun ekonomi digital, atau pahlawan olahraga yang mengharumkan bangsa selama Asian Games 2018. Masih banyak alasan agar kita membanggakan pemuda Indonesia dengan prestasinya yang luar biasa. Bahkan jika kita memasukkan Nadiem Makariem dan Ahmad Zaki sebagai pemuda, maka betapa spektakulernya pemuda Indonesia. Banyak orang mengharapkan masa depan Indonesia gemilang karena surplus demografi yang akan diterima Indonesia di tahun 2030-2040 mendatang. Hampir 64 persen warga negara ini akan berusia produk

About Me

My photo
Fathul Qorib
Lamongan, Jawa Timur, Indonesia
pada mulanya, aku adalah seorang yang cerdas sehingga aku ingin mengubah dunia. lalu aku menjadi lebih bijaksana, kemudian aku mengubah diriku sendiri.