Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2012

Anda Sukses?

“Apakah semua orang harus sukses?” itulah pertanyaan yang tiba-tiba membebani pikiranku. Malam gelap. Suasana begitu syahdu. Berbicara dengan pikiran sendiri ternyata membuatku tidak bisa tidur nyenyak. Bahkan, kalaupun semua orang harus sukses, mengapa tidak semua orang bisa sukses? Ini kenyataan, dan kenyataanlah pelajaan terbaik yang mampu kita pelajari. Karena kenyataan adalah takdir Tuhan, dan inilah ayat-ayat Tuhan paling universal yang mampu di fahami oleh seluruh makhluk lintas agama. Ya, nyatanya, tidak banyak orang yang sukses. Begitulah kesimpulan yang kubuat. Namun kenyataan ini menyakitkan karena semua orang berkeinginan untuk sukses. Aku terus berfikir. Kalau memang inilah kenyataannya, maka tentu itulah yang terbaik. Alam adalah kehendak Tuhan. Dan hanya keseimbanganlah yang mampu menjaga eksistensi alam itu sendiri. Jika alam sudah tidak seimbang maka alam akan murka, yang selanjutnya disebut murka Tuhan, lalu kiamatlah kita menyimpulkannya. Maka, apakah kesimp

"Tanda Tanya" Pluralisme

Anda sudah menonton film Tanda Tanya yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo? Sejak awal saya sudah di pesan agar hati-hati dalam menonton film ini karena katanya sangat kontroversial. Lalu saya membuktikannya meskipun sangat terlambat. Indonesia adalah negara besar yang didalamnya dimuati dengan beraneka ragam perbedaan. Tidak salah kalau kemudian semboyan Indonesia adalah “ bhinneka tunggal ika ”. Meskipun ada beberapa pertentangan mengenai makna pluralisme sendiri, saya ingin menunjukkan bahwa pluralisme bisa di artikan menjadi lebih baik dari sekedar “menganggap semua agama sama”. Sebab terjadinya perbedaan tersebut bukanlah hal yang sakral seperti penetapan hukum syariah. Sehingga, jika kita ingin aman dalam pemahaman ini, berarti kita juga harus memilih arti yang aman. Namun aman tidak berarti “pilih aman” yang biasanya konotasinya negatif dengan memihak yang menguntungkan. Tetapi aman disini memiliki pendirian yang kuat pada titik paling aman sehingga memutuskan perkara

"Aku Ingin" Cinta yang Sederhana

Cinta yang Sederhana Sering kita mendengar orang bersyair mengenai kekasihnya dengan rendah hati. Tidak ada pecinta di dunia ini yang membiarkan dirinya merasa sombong di tangan kekasihnya. Maka itulah puji-pujian kepada kekasih menjadi begitu melankolis. Dan cinta ini tidak bisa dipisahkan antara mencintai perempuan, mencintai Tuhan, ataupun cinta persahabatan. Meskipun pola perilakunya berbeda, ada satu prinsip yang mesti sama dalam hal ini yaitu :cinta itu sederhana. Kesederhanaan ini tidak sama sekali berarti miskin. Karena kita tahu sendiri bahwa sederhana dalam pengertian yang umum juga tidak berarti miskin. Sederhana tidak berbading terbalik ataupun berbanding lurus dengan miskin ataupun kaya. Belum tentu orang miskin bisa bersikap sederhana, begitu jupa orang kaya jarang bisa bersikap sederhana. Namun demikian, yang mampu mengungkapkan rasa cintanya dengan begitu menakjubkan hanyalah seorang penyair. Karena dalam syair (puisi) kalimat akan teruntai begitu indah

Masa Depan

Satu bulan lagi aku akan menghadapi masa depan yang mencekam. Tidak ada rencana pasti untuk menghadapi itu semua. Seakan-akan aku mendapati diri aku selama kuliah tidak menghasilkan apapun, bahkan sebuah rencanapun aku tidak ada. Sementara hari semakin dekat, aku membuat beberapa pilihan yang mungkin bisa aku tempuh. Sungguh, dulu aku begitu yakin bahwa kehidupan akan berbaik hati kepadaku, aku juga sangat yakin dengan kemampuanku untuk mampu hidup bahagia dengan segala keinginan dan cita-cita. Tapi nyatanya, saat aku ingin mengenang cita-citaku, tidak satupun cita-cita yang mampu kuingat. Aku tidak memiliki cita-cita? Inilah kebenarannya. Meskipun telah meraih beberapa penghargaan di ruang-ruang sarjana, tetap saja masa depan tidak bisa diprediksi dengan baik. Bahkan ini menjadi menyakitkan karena bagi orang yang setengah gila akan prestasi sepertiku, ketidakberhasilan merupakan hal paling berat untuk di alami. Aku memandang jauh kedepan, tatapan kosong, hati meletup-letup ingi

Membincang Komunikasi

Dunia semakin lama semakin semakin sunyi. Rasa-rasanya manusia semakin gagap berinteraksi dalam dunia riil. Ilmu komunikasi yang dipelajari di perkuliahan hanyalah teori dengan kajian-kajian yang menitikberatkan pada koneksi antarpesan. Ia seperti memperdebatkan sesuatu yang tidak perlu diperdebatkan. Siapa mengucapkan apa kepada siapa dengan media apa dan bagaimana responnya. Kalimat milik Lasswel itu begitu terkenalnya di dunia komunikasi hingga seluruh mahasiswa mampu hafalnya dengan baik. Apa itu yang dinamakan komunikasi efektif? Tentu tidak selalu, bahkan komunikasi efektif itu hanyalah isu ilmu pengetahuan yang digunakan sebagai jasa entrepreneur. Dimana-mana sekarang ada pakar ilmu komunikasi yang memberikan seminar cara berkomunikasi yang efektif. Jelas-jelas itu proyek bisnis dari para entrepreneur ilmu komunikasi muda. Kegagapan cara berkomunikasi ini memang fatal. Tidak ada satu teoripun yang dengan jelas menggambarkan bagaimana cara berfikir komunikasi yang berlanda

Harapan

Sebagai manusia, hidup adalah pilihan yang luar biasa. Sementara banyak orang yang bunuh diri karena lelah menjalani kehidupannya, kita dengan semangat yang gigih tetap berusaha, pantang menyerah, serta terus maju untuk membenahi kehidupan yang sempoyongan. Lihatlah bagaimana televisi mengabarkan orang-orang yang membakar dirinya sendiri, minum obat serangga, gantung diri, dan lain-lain. Mereka menganggap dirinya ditelantarkan kehidupan, lalu seperti lupa bahwa hidup adalah pemberian, ia menghentikan kehidupannya sendiri. Mengakhiri kehidupan yang telah ditetapkan oleh kuasa yang Maha Tinggi. Saya menjadi teringat lagu gloomy Sunday yang versi Hungaria (bahasa asal lagu tersebut) telah membuat 50 orang bunuh diri karena mendengarnya. Lagu itu, menurut cerita, adalah kisah sedih di hari minggu. Lagu yang teramat sedih, jika mendengarnya sekali, faham artinya, meresapi, pernah mengalami luka yang sama, maka akan terngiang-ngiang hingga mengikuti bunuh diri. Hal itu pernah ter

About Me

My photo
Fathul Qorib
Lamongan, Jawa Timur, Indonesia
pada mulanya, aku adalah seorang yang cerdas sehingga aku ingin mengubah dunia. lalu aku menjadi lebih bijaksana, kemudian aku mengubah diriku sendiri.