Skip to main content

Totalitas One Piece



Akhirnya saya bangga bisa menonton one piece meskipun harus memulainya dari awal sekali. Membutuhkan kerja keras untuk bisa mendownloadnya satu-persatu sambil senggol kiri kanan untuk sharing episode. Karakterisasi yang dibuat oleh Eiichiro Oda ini benar-benar menarik, unik, dan tentu saja ajaib. Saya masih bertanya-tanya, ada kekuatan apa pada Luffy, si manusia pemakan buah setan gomu-gomu (karet). Tidak ada yang istimewa dari karet jika aku terus memikirkannya. Apa yang bisa dilakukan oleh karet sehingga bisa menjadi Raja Bajak Laut?

Cita-cita

“I’ve set myself to become the king of the pirates, and if I die trying, then at least I tried” – Monkey D. Luffy (One Piece)

Hal pertama yang saya dapat dari One Piece adalah tentang cita-cita. Di belahan bumi manapun, cita-cita adalah mutlak diperlukan guna menumbuhkan daya juang. Tapi hanya di film-film Jepang saja –sementara ini yang saya tonton adalah Naruto dan One Piece, cita-cita menjadi kunci utama pertaruhan hidup dan mati seluruh tokoh; baik protagonis maupun antagonis. Mereka semua berjuang demi cita-cita, Luffy hendak menjadi Raja Bajak Laut, Zoro hendak menjadi ahli pedang nomor satu, Sanji (seorang koki handal) ingin melihat All Blue; sebuah laut yang menjadi muara segala lautan, tempat berkumpul segala ikan, Nami ingin menggambar peta dunia, Usopp ingin menjadi ksatria gagah berani, dan Chopper ingin menjadi dokter terbaik di seluruh dunia.

Mereka semua memiliki kehidupan sebelumnya yang penuh perjuangan. Penuh janji dengan orang-orang terdekat mereka dan orang yang pernah berjasa kepada mereka. Semuanya berjanji kepada masa lalu untuk menyongsong masa depan gemilang. Dari sinilah kemudian, berlanjut cerita-cerita yang membuat bulu roma kita tegak berdiri, membuat dahi kita berkeringat, dan tidak lupa tawa yang tiba-tiba lepas dari mulut kita.
Luffy, begitu pula Naruto, adalah tokoh protagonis utama yang memiliki sifat yang aneh. Kita anggap saja begitu. Bagaimana tidak, mereka adalah tokoh yang suka bercanda, tidak serius, suka makan, polos, dan seluruh kata itu terangkum dalam kata; bodoh. Tokoh utamanya adalah seorang yang bodoh. Namun mereka memiliki ketabahan, kegigihan, dan hati yang kuat untuk menggapai cita-citanya, lebih dari siapapun yang ada di film tersebut. Ini yang membuat dia tidak mati dalam pertarungan menghadapi musuh-musuh terkuat. Dan ini adalah pertarungan di mana cita-cita menjadi kunci utama, siapa yang mimpinya paling besar, maka dialah pemenangnya. If you want to compare ambitions, mine is bigger! (Monkey D. Luffy to Captain Kuro).

Terutama Luffy, seperti yang saya singgung di atas, tidak ada yang istimewa dari manusia karet dibandingkan dengan musuh-musuhnya yang mampu membelah lautan, menggerakkan pasir, mampu memodifikasi petir, memodifikasi es, dan misal ahli pedang seperti Zoro. Bahkan musuh-musuh Luffy pada masa depan adalah musuh-musuh kuat yang saya tidak sanggup membayangkan bagaimana Luffy akan bertahan terhadap serangan mereka. Bahkan Shanks, penolong Luffy pada waktu kecil, memiliki kemampuan yang luar biasa, sekali jalan saja membuat orang-orang pingsan dan kapal retak-retak.

Lalu apa yang istimewa dari Luffy si manusia karet ini? cita-cita. Yah, jawabannya ia memiliki janji, ia memiliki mimpi untuk menjadi Raja Bajak Laut dan tidak akan mati sebelum mencapai mimpi itu. Dan hingga saya menulis ini, Luffy baru akan menuju pulau ikan setelah menghancurkan Ennies Lobby, serta mengalahkan organisasi rahasia pemerintah yang paling misteriuss; CP9. Setelah ini mereka akan menuju Pulau Ikan, dan saya penasaran musuh seperti apa yang akan dihadapi di sana.

Sama seperti membaca buku yang bagus akan membuat otak kita bermutu, maka menonton film yang bagus akan membuat otak kita mengkilat. Saya percaya bahwa One Piece adalah salah satu tontonan kartun khusus dewasa yang seharusnya di tonton oleh kita yang memiliki tujuan panjang dan berat. Kita akan tahu bahwa, memang, untuk mencapai cita-cita itu dibutuhkan kerja keras. Dengan menonton film ini, kita akan terus menerus dipompa, dipacu, digelitik, bahwa Luffy saja mampu mengalahkan musuh terkuatnya dengan tekat; bukan dengan uang, dengan kesaktian, apalagi pangkat. Dan kita, kalau anda orang biasa, maka tentu akan bisa mengalahkan segala permasalahan yang menghadang di depan. Dan sekali lagi, saya yakin, memang cita-citalah yang mampu mendefinisikan kita itu “siapa”.

Persahabatan

listen up, you can pour drinks on me, you can throw food at me, you can even spit on me. I’ll just laugh that stuff off. But, good reason or not, nobody hurts a friend of mine!!! -Shank

Dalam masalah ini, saya memang agak kurang memiliki pengalaman. Namun di manapun, ketika cita-cita sudah ada ditangan, lalu ada orang yang sama yang memiliki cita-cita itu, kemudian menggapainya bersama, maka itu lebih memungkinkan untuk berhasil daripada berjalan sendiri. Seperti Luffy yang memiliki Zoro, Sanji, Nami, Chopper, Usopp, Franky, dan Brook. Seperti itulah Ikal memiliki laskar pelangi plus Arai dan Jimbron, lalu jangan lupa di Negeri 5 Menara dan 5cm; serta buku-buku mengenai menggapai mimpi, semua memiliki sahabat loyal yang berjuang bersama demi cita-cita.

Kita akan berhasil tumbuh, dewasa, serta benar-benar menjadi “seseorang” dengan adanya sahabat-sahabat itu. Salah satu materi yang diterangkan dalam psikologi komunikasi adalah mengenai cara kita mendefinisikan diri kita sendiri; kita tahu diri kita seperti apa itu karena lingkungan kita yang membentuk. Sehingga dengan adanya sabahat yang ikut membantu proses perjuangan, kita akan lebih mampu untuk mantap melangkah karena kita akan dengan cepat menemukan jati diri kita. Bukankah sudah jamak kita temui, seseorang yang belum tahu tujuannya lalu beralasan karena masih mencari jati diri? Jawabannya, carilah teman, sahabat, yang akan kau lindungi, yang akan melindungimu, dan sama-sama mencapai puncak kejayaan.

Maka Luffy, demi melindungi teman-temannya inilah yang mengantarkan dia juga mengalahkan semua musuhnya. Kata teman, dalam budaya Jepang tampaknya menjadi sesuatu yang sakral. Ia seperti saudara sehidup semati, bahkan dalam film ini, ikatan pertemanan + mimpi, lebih mahal daripada ikatan persaudaraan kandung. Semua-muanya harus meninggalkan tanah kelahirannya, meninggalkan saudara sedesanya, meninggalkan keluarga, demi mencapai cita-cita.

Dan kisah perjuangan mereka untuk berkumpul dalam payung “Bajak Laut Topi Jerami” adalah karena kisah pertemanan yang kuat. Pertemanan yang yang saling memberi dan menerima. Saya masih mengingat bagaimana Robin mencoba untuk melindungi Luffy dan teman-temannya dari CP9. Yang kemudian dengan apiknya cerita berbalik bahwa Luffy-lah yang kemudian mati-matian menyelamatkan Robin hingga harus menghancurkan Ennies Lobby serta hampir mati berhadapan dengan Rob Luccy. Seorang teman tidak boleh pergi kecuali bahwa dia ingin pergi. Dari sini nilai kepala Luffy naik drastis dari 100juta berry menjadi 300juta berry dan menjadi bajak laut yang akan di cari diseluruh dunia.

 Sungguh, jika pembaca melihat one piece, dan mendengar kata ‘teman’, pembaca akan merinding. Seperti ini yang di katakan Vivi “semuanya, aku ke sini untuk mengucapkan selamat tinggal. Aku tidak bisa pergi bersama kalian, terimakasih untuk semuanya, aku ingin pergi bertualang seperti kalian semua, tetapi aku tidak bisa. Aku mencintai negaraku, itulah mengapa aku tidak bisa datang, aku akan tinggal di sini. Tetapi jika suatu hari nanti kita bertemu lagi, maukah kaliah memanggilku ‘teman’ sekali lagi?”

Petualangan
-to be continued

Comments

About Me

My photo
Fathul Qorib
Lamongan, Jawa Timur, Indonesia
pada mulanya, aku adalah seorang yang cerdas sehingga aku ingin mengubah dunia. lalu aku menjadi lebih bijaksana, kemudian aku mengubah diriku sendiri.