Skip to main content

Mimpi –Filosofi, dan Pengandaian



Maka pada malam yang tidak aku ketahui tanggalnya, aku bermimpi memerankan tokoh Luffy yang sedang dikejar para bandit, sedang teman-temanku juga dalam bahaya. Untungnya, dalam mimpi itu aku sadar bahwa aku adalah tokoh utama, sehingga aku kemudian meloncat dari dalam kereta, berguling-guling, dan akhirnya aku berhasil menyelamatkan teman-temanku sekaligus mengalahkan musuhku waktu itu. Secara kebetulan, dalam mimpi itu aku selalu terpengaruh akan cerita Luffy ketika melawan Crocodile yang jauh lebih kuat dari pada luffy. Nyatanya Luffy berhasil mengalahkannya dan aku juga berhasil mengalahkan raja bandit dalam mimpiku. Menjadi tokoh utama dalam mimpi memang mengagumkan.

Hal ini kemudian berbeda dengan kehidupan nyata yang kita tidak tahu apa yang akan terjadi setelah hari ini. Meskipun masing-masing orang adalah tokoh utama dalam kehidupan ini, toh tetap saja kita takut untuk melangkah karena kita benar-benar tidak tahu. Kita adalah tokoh utama yang sering kehabisan akal, melankolis, tidak cerdas, dan sering terjatuh dalam lubang yang sama. Kita adalah tokoh utama yang patut dikasihani.

Menghadapi kenyataan yang begitu menakutkan ini memang susahnya minta ampun. Bahkan apa yang kita sangka akan menemui keberuntungan, yang telah kita rencanakan dengan rapi, tetap saja kita terjebak dalam pilihan-pilihan yang menyulitkan. Namun demikian, ini menjadi tantangan bagi kita untuk menentukan arah nasib diri kita sendiri. Dari sini, mungkin aku kesulitan menghubungkannya dengan takdir –yang berdasarkan pengalaman beberapa orang, takdir sangat menentukan akhir dari perjalanan.  Katanya, bahkan setelah kita berusaha sekeras bajapun, jika takdir belum mengijinkan, maka kita tidak akan mencapai tujuan kita tersebut. Begitupula sebaliknya, ada yang hampir-hampir selalu bernasib baik –Mr. Bean misalnya.

Jika hidup adalah sebuah layar lebar, tentu aku akan lebih berani untuk menentukan arah kehidupanku sendiri. Aku akan benar-benar mencapai tujuan yang selalu kuidam-idamkan dengan seluruh daya upaya. Aku tidak akan pernah takut bagaimana harus menghancurkan semua musuh yang menghalangi. Dan aku tidak perlu takut bahwa aku akan bernasib sial seperti pada kehidupan nyata. Andaikan ini semua hanyalah film, aku akan terus melanjutkan perjalanan, tidak peduli apapun yang terjadi dengan semua mala petaka. Karena yang terpenting adalah ini semua akan berakhir bahagia.

Entah mana yang lebih menyenangkan kehidupan di mimpi, atau pada kehidupan nyata. Aku ingin membayangkan sesuatu, membayangkan bahwa aku akan terus menerus berhasil dan tidak pernah gagal. Bahkan ketika aku akan melompati jurang yang dalam dan lebar dengan sebuah kuda, aku akan dengan penuh keyakinan melampaui itu. Nyatanya, dalam film-film pahlawan koboi, mereka bisa melompati jurang itu, dan musuh-musuh harus rela berjatuhan. Maka jika ini hanyalah sebuah film, aku akan bertahan hingga waktu bahagia menjemput akhirku.

Filosofi Mimpi

Sudah waktunya kita tidak hanya membual tentang mimpi. Karena sebagaimana yang kita yakini bahwa mimpi hanyalah kembang tidur, yang berarti tidak ada gunanya sama sekali. Dalam mitologi Cina, seseorang yang bermimpi itu memiliki dua jiwa, satu jiwa dibebaskan untuk berkeliaran, dan satu jiwa dibiarkan tetap di dalam tubuh. Sedangkan dalam mitologi Yunani, mimpi adalah masuknya dewa-dewa mereka secara fisik ke dalam tubuh setiap orang, ia masuk dan keluar melalui lubang yang sama, dan akan pergi setelah pesan-pesan itu tersampaikan. Ini semacam wahyu yang dikirimkan Tuhan kepada Nabi, yang dalam kepercayaan Islam di sebut Ru’yatus Shodiqoh, yang tentunya ini tidak bisa disamakan dengan mimpi-mimpi orang biasa sebagaimana mitos-mitos tentang mimpi.

Demi mengenal sebuah mimpi, para ilmuwan tidak tinggal diam dan membuat sebuah studi khusus yang kemudian dinamakan Oneirologi. Ini adalah ilmu untuk mempelajari mimpi. Dari namanya saja kita sudah bisa menghubungkannya dengan neurologi; ilmu yang mempelajari tentang otak. Jadi oneirologi ini mempelajari bagaimana cara kerja otak ketika seseorang sedang bermimpi. Jangan sampai di salah artikan antara arti mimpi (tafsir mimpi) dengan studi oneirologi ini. Karena oneirologi ini hanyalah mempelajari bagaimana fungsi otak ketika seseorang bermimpi, bukan mempelajari bagaimana sebuah mimpi memiliki suatu arti. Memang dalam kehidupan orang Indonesia (pada umumnya pedesaan) hal semacam ini tidak penting untuk difikirkan, hanya untuk dibuat mitos yang kemudian dihubung-hubungkan dengan kejadian-kejadian. Dari sinilah pentas perdukunan marak bermunculan sebagai ahli tafsir mimpi.

Mimpi, juga ada yang mengkategorikan sebagai gambaran visual dari dunia nyata -real world- yang kemudian diabstraksi ke dalam mimpi seseorang setelah orang tersebut; melihat, mendengar, memikirkan, sesuatu tentang alam nyata. Ketika ia tidur, alam nyata tersebut masih tersimpan dalam memori alam bawah sadar sehingga kemudian membawa bias-bias ke dalam mimpinya.

Begitulah mimpi. Jika hidup ini hanyalah sebuah mimpi atau sebuah film yang merupakan abstraksi dari kejadian yang lebih nyata, maka alangkah senangnya hidup dalam kategori seperti itu. Bagaimanapun, kehidupan yang bukan nyata, kebanyakan akan berakhir bahagia. Meskipun tidak dalam film inception yang membuat mimpi malah sebagai alam yang lebih nyata dari kehidupan nyata itu sendiri.

Comments

About Me

My photo
Fathul Qorib
Lamongan, Jawa Timur, Indonesia
pada mulanya, aku adalah seorang yang cerdas sehingga aku ingin mengubah dunia. lalu aku menjadi lebih bijaksana, kemudian aku mengubah diriku sendiri.