Skip to main content

"Review" Kejahatan Dan Hukuman I




Setelah menonton film Chronicle dan membuat beberapa catatan mengenai hal itu, saya disuguhi kisah psikologis seorang mahasiswa miskin yang sedang bertarung dengan dirinya sendiri. Sama-sama menyajikan secara frontal seseorang yang dihantui oleh kehidupannya sendiri. Maka benar, kehidupan mengerikan seperti itu tidak sulit kita temui dalam kehidupan yang nyata. Ini adalah novel Kejahatan dan Hukuman karya Fyodor Dostoyevsky, seorang Rusia yang kehidupannya hampir mirip dengan pergulatan yang ada dalam novelnya.

Dostoyevsky adalah seorang penulis, juga seorang manusia. Salah satu manusia yang kisah hidupnya berliku dan hanya terjadi di dunia novel. Usia 16 tahun ibunya meninggal dunia. Lalu ayahnya yang seorang dokter itu pindah dilingkungan pertanian warisan keluarga. Pada suatu malam ayahnya dibunuh oleh orang sedesa karena sikapnya yang buruk terhadap para pekerja, juga nafsunya yang tidak terbendung sehingga banyak wanita simapanannya di desa tersebut. Tidak ada yang melaporkan kejadian itu ke polisi karena orang-orang desa yang membunuhnya juga bekerja sebagai buruh tani ditanah keluarga, dan jika para petani itu ditangkap oleh pemerintah, maka tidak akan ada lagi yang mengerjakan tanah pertanian itu.

Begitulah sekelumit kisah hidupnya, dan sebenarnya kisahnya masih panjang hingga dia menelurkan karya-karyanya yang membuat psikis kita ikut kehabisan darah, ikut linglung, ikut kebingungan akan memilih sesuatu yang tidak bisa dipilih namun harus percaya bahwa selalu ada pilihan pada ruang gelap dan sempit. Ini buku tentang rencana, rencana melakukan kejahatan keji yang hanya difahami oleh orang gila, atau seorang psikopat. Tapi ini bukan buku pembunuhan oleh psikopat yang mengumbar kengerian sebuah tragedi, ini pembunuhan masuk akal yang didasarkan pada kebaikan bersama. Semacam membunuh orang jahat untuk menyelamatkan orang baik, tapi dengan diliputi oleh perasaan cemas yang membuat pembaca ikut cemas sejadi-jadinya.

Saya baru membaca bab pertama dari buku Kejahatan dan Hukuman. Tapi saya sudah terkena gangguan psikologis yang membuat pembacaan saya harus berhenti sesaat untuk menarik nafas, meskipun saya yakin diri ini terus ingin menyelesaikan kisahnya; sekedar ingin tahu bagaimana akhirnya. Baru bab pertama, dan saya harus menuliskannya karena sebuah buku berbeda dengan film yang bisa kita nikmati selama 2 jam. Sebuah buku bisa menjadi bahan bacaan kita berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan tergantung ketebalan dan daya juang kita. Satu hal yang pasti; film bisa kita resensi secepat kita melihatnya, dan buku, seringkali kita kita hanya bisa meresensinya setengah-setengah, tidak ada yang sempurna ketika meresensi sebuah buku.

Maka saya berharap menyempurnakannya, karena saya sudah kecewa dengan diri saya sendiri ketika mengingat beberapa buku yang pernah saya baca namun sekarang saya melupakannya.

Buku ini memiliki kualitas yang menyeramkan jika dibandingkan dengan buku-buku yang pernah  saya baca. Banyak buku yang menceritakan tentang kisah thriller pembunuhan dengan segala macam penyelidikannya, namun buku Kejahatan dan Hukuman ini mendedahkan dari sisi yang sungguh berbeda; seorang mahasiswa miskin yang sedang di rundung masalah bertubi-tubi, dan dirinya sama sekali tidak berdaya untuk melakukan sesuatu yang berguna. Di waktu bersamaan ia harus menanggung adik perempuan dan ibunya di rumah, yang kelihatannya baik-baik saja (menurut surat pengantar dari ibunya) namun ia berfikiran lain, bahwa keluarganya harus diselamatkannya. Tapi ia tidak punya kekuatan apa-apa. Ia benar-benar sosok manusia yang nyaris menjadi manusia yang paling serius kemanusiaannya.

Lalu ia malah merencanakan pembunuhan kepada seorang perempuan tua yang disebut orang-orang sebagai lintah darat. Kepadanya, orang-orang –termasuk tokoh utama, menggadaikan barang-barang berharganya dengan harga murah. Maka orang terus mengutuknya. Suatu ketika, Raskolnikov (sang tokoh utama) mendengar orang sedang bercakap di dalam warung, bahwa “pada satu sisi ada seorang wanita tua, sakit-sakitan dan pendendam, yang bukan cuma tak berguna bagi masyarakat, tetapi juga banyak mendatangkan kesusahan bagi orang lain. Pada sisi lain, sejumlah anak muda, yang masih penu semangat, terperangkap dalam suatu kondisi yang membutuhkan pertolongan. Banyak hal yang bisa dilakukan dengan harta wanita itu. Apakah pembunuhan terhadapnya masih dapat dianggap sebagai kejahatan, padahal itu bisa mendatangkan banyak manfaat? Satu mati, sedang ratusan lainnya bisa terus hidup karenanya; sebuah matematika hidup yang sederhana”

Dan Raskolnikov terpengaruh dengan sangat akan percakapan orang tersebut. Ia meyakini bahwa apa yang dibicarakan oleh orang di warung tersebut benarlah adanya. Diam-diam ia kemudian membuat rencana pembunuhan kepada perempuan tua itu, yang kemudian mendatangkan banyak sekali kekacauan dalam dirinya. Ia tidak pernah berhenti memikirkannya, was-was, dan tiba-tiba suatu hari ia memperoleh kesempatan langka untuk melakukan pembunuhan tersebut.

Buku ini benar-benar buku psikologis yang mengaduk-aduk pikiran kita tentang Raskolnikov. Hingga dia berhasil membunuh perempuan lintah darat itu, Raskolnikov terus dihantui kecurigaan; jangan-jangan kasus pembunuhan itu terbongkar dan ia akan dipenjara; dan pada saat bersamaan, ia sudah siap kalau-kalau ia akan dipenjara. Membaca buku ini, kita akan dihinggapi suatu hantu ketakutan dalam diri setiap manusia yang manusiawi, ketakutan pantas dimiliki oleh manusia, sebagaimana rasa sakit itu juga baik untuk manusia. Tanpa rasa takut, kita akan mengerjakan sesuatu tanpa pertimbangan. Tanpa rasa sakit, kita akan kehilangan anggota tubuh kita tanpa terasa.

Ini adalah salah satu buku yang wajib saya habiskan.

Bersambung ke Crime and Punishment : Setelah menyelesaikan seluruh buku.

Comments

Post a Comment

semoga artikel ini berniat baik pada pembaca, komentar pembaca akan membangun blog ini.

About Me

My photo
Fathul Qorib
Lamongan, Jawa Timur, Indonesia
pada mulanya, aku adalah seorang yang cerdas sehingga aku ingin mengubah dunia. lalu aku menjadi lebih bijaksana, kemudian aku mengubah diriku sendiri.