Skip to main content

"Overview II" Masalah dalam Life of Pi



Kehidupan memang tidak pernah salah memilih. Ia memberikan cobaan kepada siapapun dengan segenap kemampuan alami yang dimilikinya. Namun kita semua, pada awalnya sungguhlah orang yang tidak tahu apa-apa, karena seperti yang kita lihat, orang yang kuat bukanlah orang yang tidak punya masalah, tapi sebaliknya, memiliki banyak masalah besar namun ia sanggup menyelesaikannya dengan sukses.

Pertama kali Pi mendapatkan masalahnya, adalah karena namanya yang pelafalannya mirip sekali dengan pelafalan “kencing -Pissing” di India. Piscine Pada masa kanak-kanak, menjadi ejekan teman sedesa bukanlah yang menarik untuk diceritakan. Mungkin kita tidak pernah tahu bagaimana itu bisa menjadi moment yang paling menakutkan bagi masa perkembangan kanak-kanak. Tapi begitulah yang terjadi, karena anak-anak masih memerlukan definisi tentang hidupnya dari lingkungan, bahkan ia membutuhkan pengakuan dari teman-temannya lebih dari kita orang dewasa memahaminya. Maka itu, memberikan nama yang baik sangat dianjurkan oleh agama kita.

Namanya adalah Piscine Molitor Patel. Piscine Molitor adalah nama sebuah kolam renang di Perancis yang menjadi inspirasi pembuatan nama tersebut oleh seseorang. Ceritanya agak panjang, kita akan membahasnya nanti dalam overview yang ke tiga, namun kalimat ini mungkin mewakili keanehan inspirasi tersebut “jika kau ingin anakmu memiliki jiwa yang bersih, kau harus membawanya sesekali berenang di kolam Pisine Molitor”.

Dengan nama yang begitu sulit bagi lidah India, Pi mulai berfikir untuk memperkenalkan dirinya ketika menginjak Sekolah Menengah Pertama. Ia menjelaskan “Namaku Piscine Molitor Patel, Perlu kalian ketahui: Pi adalah Abjad keenam belas dari alfabet Yunani Yang juga digunakan dalam matematika untuk mewakili rasio dari setiap keliling lingkaran untuk diameternya Sebuah bilangan irasional dari panjang tak terhingga, biasanya dibulatkan menjadi tiga angka, seperti 3.14”.

Pi menemukan sendiri kenapa dia harus menjelaskan namanya menjadi sesuatu yang menakjubkan sebelum ia akan di olok-olok lagi. Begitulah kehidupan membawa kita pada perubahan untuk sesuatu, sebagaimana Pi melakukan antisipasi yang cerdas. Ini adalah permasalahan awal seorang manusa Pi dengan kolam renang yang menjadi inspirasi.

Masalah yang kedua adalah tentang kebun binatang. Ayah Pi, bukan sebuah kebetulan adalah seorang ahli zoologi yang mendirikan sebuah kebun binatang di India. Tidak perlu digambarkan bagaimana suasana kebun binatang. Dan ini sempat tidak membuat saya faham karena di awal film, kita disuguhi pembukaan mengenai hewan-hewan yang sedang bermain. “apakah saya sedang menonton channel national geographic?” ucapku sendiri. Namun memang, tidak ada yang tanpa alasan, itu adalah pembukaan kepada gerbang pengetahuan kita akan lingkungan tokoh utama Pi.

Ia pernah mengajak seorang temannya untuk memberi makan harimau besar di kandangnya. Ia membawa daging ditangannya dan di julurkan ke dalam kandang. Waktu serasa berjalan lambat, terjadi saat berpandangan antara Pi dan harimau tersebut. Kemudian temannya itu berlari menjauh lalu datang lagi dengan ayah Pi yang marah besar melihat kelakuan anaknya. Ayahnya menarikcepat-cepat tubuh anaknya tersebut dan mendemonstrasikan bagaimana harimau adalah seekor binatang buas nomor satu.

Di sana dia memahami bagaimana cara kerja alam semesta ini meskipun ia merasa telah melihat sebuah jiwa di mata harimau tersebut. Bagaimanapun seekor harimau, akan mencabik-cabik mangsa yang diumpankan oleh ayahnya tersebut; seekor kambing yang diikat diluar kandang namun mampu dijangkau oleh harimau itu dan dibawanya ke dalam kandang. Pi begitu terpukul dan kemudian melihat dunia denga lebih ‘realistis’, dengan lebih nyata. Ia sebelumnya adalah seorang yang mudah terpesona kepada dunia, memandang bahwa kehidupan baik-baik saja, akhirnya sadar bahwa dunia penuh dengan kehidupan yang misterius –yang banyak ia tidak ketahui.
Ia menjadi orang gelisah, dan di film itu ditunjukkan bagaimana ia mulai membaca buku Dostoyevsky dan Camus.

Saya agak terkejut juga melihatnya, sepertinya, sastra memang sebuah jalan terang nan gelap untuk memahami semua emosi yang sebelumnya tidak pernah kita kenal. Pi kembali menemukan pemahamannya terhadap dunia.
Kemudian masalah yang ketiga adalah cinta. Ia bertemu dengan Ananti di sebuah tempat latihan tari di mana Pi menjadi penabuh gendangnya. Di sini tidak banyak diceritakan karena memang tidak banyak memberikan pengaruh kepada jalannya cerita. Bahkan sampai di sini, inti dari cerita dalam film ini masih belum tersentuh.

Ketika makan malam berlangsung, saat Pi sedang membayangkan pacar pertamanya itu, sang ayah merencanakan untuk pindah ke Kanada karena tanah tempat kebun binatang akan di kuasai oleh pemerintah. Pi langsung sedih dan terus berdebat bahwa ia tidak mau pindah.

Masalah yang ke empat dan terbesar adalah ketika Pi harus terombang-ambing di atas laut selama tujuh bulan. Kapal yang sedianya digunakan untuk pindah ke Kanada oleh keluarga Pi karam di hantam badai, dan menyisakan Pi di atas kapal kecil bersama; seekor zebra, seekor hyna, seekor orang utan, dan seekor harimau bengali. Inilah awal dari semua kejadian yang ada dalam film ini.

Pi harus bertahan hidup di atas kapal kecil itu. Setelah Zebra, Hyna, dan orang utan habis disantap sang harimau, Pi harus memikirkan segala cara untuk agar tidak menjadi santapan berikutnya. Kuasa tuhan yang mampu menyelamatkan Pi dari hidupnya, hingga Pi kemudian, di masa dewasanya, berkata “bahkan saat tuhan sepertinya menelantarkanku, dia hanya menyaksikan. Bahkan saat ia tampak acuh tak acuh pada penderitaanku, dia hanya menyaksikan. Dan di saat aku berada di luar harapan untuk selamat, dia memberiku istirahat, dan memberiku tanda untuk melajutkan perjalanan”.

Maka, semua orang mendapatkan masalah masing-masing. Kita hanya harus bertahan, dan melampaui semua itu dengan jiwa besar.

Comments

About Me

My photo
Fathul Qorib
Lamongan, Jawa Timur, Indonesia
pada mulanya, aku adalah seorang yang cerdas sehingga aku ingin mengubah dunia. lalu aku menjadi lebih bijaksana, kemudian aku mengubah diriku sendiri.