Skip to main content

Ny. Robinson dalam Kenanganku


Hal pertama yang ingin kulakukan ketika kita bertemu adalah memegang tangamu dan mencium setiap jemarimu dengan sepenuh hatiku. Hal seperti inilah yang mungkin selalu ingin disampaikan Kahlil Gibran kepada kekasihnya. Dan aku benar-benar telah jatuh kepada keindahan dari setiap sikapmu, meskipun dalam beberapa hal kita telah sepakat bahwa kau adalah “perempuan yang aneh”.

Ijinkan aku menjadi orang yang mengagumimu. Ijinkan aku menjadi orang yang mabuk dalam gula-gula. Jangan menganggap aku hanya menurutkan sesuatu yang tidak penting. Bagiku, fase ini adalah fase dimana aku menemukan kembali makna hidupku. Aku terlalu lama melakukan perjalanan sendirian, kau tahu rasanya kan? Dan sekarang aku menemukamu, aku benar-benar menjadi berguna karena setiap perjalananku ada yang mendengarkan, ada yang menyukainya, ada yang tak bosan. Menjadi kenyataan bahwa satu hal yang tak bisa kutahan adalah untuk tidak mengirimimu sms.

Aku tahu akan semua kekhawatiranmu, entah ini mengenai ketidakpantasanku atau ketakutanmu sendiri terhadap waktu yang tidak bisa kau halau. Kita pernah membicarakannya dalam sms-sms kita yang pendek, namun aku tidak bisa memejamkan mata sedetikpun sejak kejadian itu. Satu hal yang pasti, aku memiliki rencana panjang terhadapmu, bahwa mimpi kita untuk pergi melihat apa itu pegunungan, lembah, laut, pantai, merasakan angin, berdiam diri bersisian, juga perjalanan-perjalanan yang kita angankan semuanya akan terjadi.

Tersenyumlah kepadaku. Aku tahu bahwa kelemahan perempuan adalah sebuah rayuan. Tapi aku tidak hendak merayumu karena aku benar-benar tidak tahu dari apa hatimu dibuat. Kau tidak sebagaimana perempuan lain yang bisa saja tidak mau lepas dariku karena kata-kataku yang manis membuai. Tapi dirimu berbeda, dan sayangnya kau sama sekali tidak tertarik dengan semua pujianku terhadapmu. Itu menyedihkan sekali bagiku. Terutama karena aku tidak bisa membuktikan apapun bahwa aku serius untuk menjadikanmu bagian terpenting dalam perjalanan hidupku.

Apakah kita masih muda? Tidak, bahkan yang paling aku takutkan adalah waktu yang tiba-tiba memintamu untuk meninggalkanku sementara aku belum menyiapkan diriku sendiri.

Adik, sekarang ceritakanlah kepadaku, kepada orang yang benar-benar menyayangimu, kepada orang yang benar-benar ingin menjadikanmu sebagai perempuan satu-satunya setelah ibunya yang tinggal di sebuah desa terpencil.

Kau pernah mengatakan takut dengan waktu. Kau tidak punya keberanian berjalan disampingku dan lebih memilih dibelakangku, apakah kau bermaksud meninggalkan orang yang tidak punya tujuan lain selain kepadamu? Kau tidak memiliki kekuatan untuk menghalau waktu, apakah maksudnya itu? Hal ini menakutkanku, kau tahu, kau mengibaratkan dirimu seperti permen kapas, aku ingin menangis membaca itu, maka secepatnya kita mengalihkan pembicaraan tentang itu. Tapi sumpah aku tidak bisa tidur memikirkannya.
Lalu mengenai pertanyaanku bahwa bagaimana jika aku tiba-tiba datang ke rumahmu dan melamarmu? Kau menjawab “ku nggak akan kaget, tapi mungkin kau yang akan kaget”. Apakah jawabmu sehingga aku mesti kaget? Tentu saja kau tidak akan mau menerima lamaranku, aku tahu. Tapi paling tidak, aku aka melakukan itu agar aku tidak perlu kecewa suatu hari nanti ketika aku mengingatmu. Bahwa aku telah melakukan sesuatu yang tidak pernah aku lakukan kepada perempuan lain.
Kau juga pernah mengatakan kalau kau bisa menjadikanku jatuh cinta padamu, maka kau akan loncat-lonact kegirangan seperti anak kecil yang dapat coklat. Tapi yang sebenarnya, apakah kau akan menerimaku jika aku benar-benar mencintaimu? Dan jawabanmu kemarin adalah, No. Tidak? Meski kita tidak pernah tahu cinta itu apa, karena yang kutahu, aku ingin selalu berbicara denganmu, berhubungan denganmu, menanyakan kabarmu, mengirimimu puisi, menuliskan namamu disetiap perjalananku, dan kalau memungkinkan membawamu kepada ibuku dan mengenalkanmu sebagai perempuan paling baik diseluruh dunia.

Kau juga berencana akan bercerita mengenai seseorang yang kau cintai, aku akan dengan senang hati mendengarnya. Kaulah sahabatku, adikku, dan tidak ada yang lebih menggembirakanku kecuali kau mendapatkan apa yang kau inginkan. Ceritakanlah orang yang beruntung itu. J
Aku tahu bahwa saat kita bertemu kita akan kehilangan semua pembicaraan. Maka sekarang semuanya aku tulis. Tapi mungkin tidak semuanya, ini hanyalah sebagian yang pernah kita janjikan. Kau meminta cerita-ceritaku kan? Ya, aku akan menceritakannya.

Berjanjilah bahwa kenyataan aku memiliki perasaan yang aneh kepadamu ini tidak akan merubah bagaimana persahabatan kita. Ingatkan aku, selalu ingatkan aku jika aku melampaui apa yang tidak seharusnya aku lakukan terhadapmu. Misalkan, jika kau tidak suka menerima puisi-puisiku, ingatkan aku. Jika kau tidak suka keinginanku untuk memegang jemarimu, ingatkan aku. Bahkan jika kau tidak suka aku mencintaimu, ingatkan aku. Aku memiliki semua sikap untuk menghalau hatiku sendiri, aku memiliki kemampuan untuk membohongi perasaanku, aku memiliki sifat munafik kepada diriku sendiri. jadi, jangan segan-segan mengingatkanku demi keutuhan persahabatan kita.

aku ingin memberikan penjelasan kepadamu mengenai bagaimana cinta sejati itu. Tidak kutulis disini karena sebaiknya aku langsung menjelaskannya kepadamu. Kau berhak mendapatkan pemahaman itu mengingat kau tidak pernah jatuh cinta J. Dan dengan itu, meskipun kau tidak menikah denganku, kau akan dapat memahami bagaimana calon suamimu akan mencintamu.

apakah kau mengingat tulisan ini?
baca baik-baik, mungkin kau mengenalnya…

Seorang laki-laki datang padaku atas nama keyakinan
Keteguhanku runtuh juga atas sebuah keyakinan
Seorang laki-laki datang padaku atas nama keyakinan
Menuntunku diujung kegelapan menuju tepi yang tanpa batas
yang ia yakini sebagai sebuah keyakinan
Seorang laki-laki datang padaku atas nama keyakinan
Mencoba menuntun kalbuku menuju dunia tanpa batas itu
Mencoba memahami relungku dalam sunyi dan sepi
Seorang laki-laki datang padaku atas nama keyakinan
Membawaku kesebuah tepian dimana tak pernah kupijakkan langkahku
Bukan karena aku tak mau tapi karena aku terlalu kerdil
Seorang laki-laki datang padaku atas nama keyakinan
Menawarkanku sejuk semilir angin yang tak pernah kurasa desirnya
Mengakrabkan aku dengan gemericik air
Membiarkanku menari dalam angan
Seorang laki-laki datang padaku atas nama keyakinan
Mengajakku tertawa lepas membahana bersama samanya
Seorang laki-laki datang padaku atas nama keyakinan
Mengajarkanku menutup mata untuk menggapai semua angan
Meninggalkan semua ketakutan disudut keheningan sang malam
Seorang laki-laki datang padaku atas nama keyakinan
Meninggalkan aku ditepian yang ku takuti
Membiarkanku merasakan sejumput senyuman untuk sebuah kebahagiaan

Semua itu bukan untuknya, tapi untukku
Seorang laki-laki datang padaku atas nama keyakinan
Mencoba membuatku berdiri diatas kerapuhanku, mempercayai keteguhanku
Lirihnya yang selalu ku ingat, kau pasti bisa

Seorang laki-laki datang padaku atas nama keyakinan
Memandangku dengan mata berbinar, bukan bibirnya yang menyentuh batinku
Tapi binar matanya yang menembus tiap sudut direlung kalbuku
Mencoba melepaskanku dai tabir-tabir ketidakberdayaan
Meyakinkan aku atas apa yang tidak ku yakini

Hei kau laki-laki
Mengapa kau begitu percaya pada perempuan  ini
Hei kau laki-laki
Mungkin masih tak dapat kupahami keyakinanmu
Tapi aku akan kembali di ujung purnama untuk menanyakan kembali keyakinanmu
Bukan karena kau, bukan juga karena aku
Tapi karena keyakinanku atas sederhanamu, tiap jengkal tuturmu atas kuha

Untuknya, laki-laki yang datang padaku atas nama keyakinan


Aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk menjadi laki-laki itu. Membaca setiap baitnya membuatku yakin bahwa aku tahu mengenai dirimu, tapi kenyataannya, semakin aku membacanya, semakin aku mengenalmu, semakin aku tidak tahu bagaimana sejatinya dirimu. Lihat dari sudut pandangku, bahwa betapa kebingungannya aku.

Comments

Post a Comment

semoga artikel ini berniat baik pada pembaca, komentar pembaca akan membangun blog ini.

About Me

My photo
Fathul Qorib
Lamongan, Jawa Timur, Indonesia
pada mulanya, aku adalah seorang yang cerdas sehingga aku ingin mengubah dunia. lalu aku menjadi lebih bijaksana, kemudian aku mengubah diriku sendiri.