Skip to main content

Modus Penipuan di Thailand


Lumphini Park
Di Taman Lumphini sore itu, orang –orang sibuk dengan jogging. Ada kira-kira ratusan orang yang berlarian pada jogging track yang telah disediakan, dengan kerimbunan pohon yang menaungi setiap langkah. Tiga kelompok lainnya melakukan senam sore dengan peserta beragam: kakek-nenek, orang dewasa, dan remaja (yang mempesona).

Saat foto-foto di taman, datang satu keluarga yang mengaku dari Dubai. Pertama dia tanya kepada kami tentang makanan halal di sekitar Taman Lumphini. Tentu saja kami tidak tahu sembari mengatakan bahwa kami dari Indonesia. Seketika itu, mereka menyebut Jakarta, dan bilang bahwa mereka akan ke Jakarta besok. Sok tidak tahu, mereka bertanya apakah kami punya uang rupiah karena belum pernah melihatnya.

Aku menunjukkan uang 10 ribu rupiah dari dalam dompet. Karena uang dolar yang kumiliki tidak banyak yang kubawa, si bapak-bapak Dubai ini tidak begitu tertarik. Namun saat temanku menunjukkan uang 100 ribu dari dalam dompet, dan sekilas uang ratusan dolar ada di dalamnya, mata si Bapak langsung berubah.

Bapak-bapak Dubai langsung merebut dolar milik temanku sambil menghitungnya terus menerus. Dalam beberapa detik, anak si Bapak-bapak dubai ini mendekatiku dan bertanya beberapa hal khusus kepadaku, si Istri dari bapak-bapak ini merangsek ke dua orang temanku dan juga bertanya beberapa hal khusus. Tinggallah temanku face to face dengan Bapak-bapak Dubai, namun ia segera merebut uangnya kembali dan memasukkannya ke dompet.

Kami tidak sadar dengan apa yang terjadi dan tidak berani menaruh curiga kepada keluarga Dubai ini. Sungguh memang kami sangat sangat curiga kepada orang asing karena sudah ada beberapa peringatan di internet. Namun sebagai orang Indonesia, kita masih memiliki anggapan bahwa muslim dari timur tengah tentu memiliki nilai keislaman lebih baik. Jadilah kami husnudzon saja.

Apalagi waktu itu kami disibukkan dengan mencari bus untuk menuju ke Jalan Khaosan. Karena bus di Thailand tampaknya tidka memiliki rute yang sama dengan bus di Indonesia. Di Surabaya misalnya, kalau menuju ke lokasi A, B, atau C, kita harus naik angkutan berawarna MERAH, maka nanti sekembalinya juga harus mencari angkot MERAH karena pasti akan melewati lokasi A, B, atau C.

Nah di Thailand, ternyata untuk menuju lokasi A, B, atau C dari lokasi Z misalnya, tidak menggunakan angkutan yang sama ketika kita dari lokasi A hendak ke Z lagi. Alhasil kita harus mencari-cari shuttle bus (Bus Stop) yang menyediakan bus bernomor khusus untuk menuju ke lokasi awal. Kasi kesulitan. Apalagi di jalanan seperti itu, orang yang memiliki kemampuan bahasa inggris pastinya susah ditemukan.

Setelah berhasil menemukan bus dan sampai di Hostel, pikiran agak lega namun perut meronta-ronta. Kami membeli beberapa makanan murah, dan makan sepuasnya. Saat duduk-duduk santai itulah, kami mulai menghitung pengeluaran dan temanku menghitung uang dolarnya. Sungguh, betapa kagetnya dia saat mengetahui uang 300 dolar miliknya telah hilang entah kemana. Ia membawa 700 dolar dan saat ini tersisa 400 dolar di dompetnya.

Saat kami bercerita mengenai orang Dubai ini, kecurigaan semakin menjadi-jadi. Saya sebelumnya pernah membaca mengenai kemampuan khusus seseorang untuk memainkan tangannya dengan cepat, lalu menghasilkan seni sulap. Kemungkinan, keluarga Dubai ini punya keahlian seperti itu. Karena caranya persis dengan pengalihperhatian korban, dan menyelipkan uang itu sedemian cepatnya. Apalagi, anak dan istrinya juga ikut mengalihkan perhatian kami dengan mengajak ngobrol secara khusus.

Namun waktu itu saya benar-benar tidak percaya dengan kemampuan orang Dubai ini mencuri uang 300 dolar dengan super cepat. Jadi saat teman-temanku ikut merasakan kesedihannya, aku hanya merenung dan merasa sedih seadanya. Karena mungkin saja temanku bohong. Untuk orang yang rasional seperti saya, hal itu tidak mungkin terjadi. Maka dari itu aku tetap saja tidak percaya.

Berulang

Kenyataannya, setelah temanku yang kehilangan uang ini pulang karena merasa tidak sanggup melanjutkan perjalanan dengan uang yang lebih minim. Akhirnya saya melakukan perjalanan lanjutan dengan dua orang lainnya. Tiga minggu kemudian, saat aku kembali ke Thailand –tepatnya di Terminal 21, ada dua orang Bapak-Ibu yang menyapa dan bertanya lokasi Mc Donald. Kami tentu saja tidak tahu dan tidak mau tahu karena kami langsung mau pergi.

Lalu dua orang ini bertanya kami dari mana, dan kami jawab kami dari Indonesia. Perlahan kecurigaan kami menguat. Karena pertanyaannya sama persis dengan apa yang terjadi beberapa waktu lalu di Lumphini Park. Mereka mulai berkata tentang Jakarta, dan aku tersenyum kepada dua temanku –hampir terpingkal.

Saat kami hendak meninggalkan saja orang ini, mereka langsung ingin tahu apakah kami punya uang rupiah karena mereka ingin tahu. Jadilah aku semakin curiga, karena modusnya persis. Sayangnya saya dan teman tidak punya banyak waktu sehingga kami langsung pergi saja. Oya, mereka berdua ini mengaku dari Arab Saudi. Karena entah kebetulan atau tidak, wajah seluruh penipu ini memilih face orang timur tengah.

Comments

About Me

My photo
Fathul Qorib
Lamongan, Jawa Timur, Indonesia
pada mulanya, aku adalah seorang yang cerdas sehingga aku ingin mengubah dunia. lalu aku menjadi lebih bijaksana, kemudian aku mengubah diriku sendiri.