Skip to main content

Absurditas Kosong Kosong

lelaki tua dan beban, karya basuki abdullah
Manusia yang memiliki akal budinya merantau dari masa ke masa, dari langit hingga ke bumi terdalam. Aku adalah mata yang berjumpalitan oleh waktu, menari dalam paruh yang hari-harinya menjadi bisu. Virus yang telah lama mengendap dalam ruang di mana relikui menjadi lagu dan nyanyian para pendosa. Dan jika simalakama datang lagi sebagai manusia kelas atas, maka aku adalah dewa yang menjadi mimpi skali lagi.

Lalu bilamana aku akan mencari jati diri jika anjing dan bulu-bulu menjadi kutu yang tidak pernah beranak pinak menjadi hama. Dan tiba saatnya semua harus menghalangi ketakutan seperti panah-panah yang menjilati seluruh luka batin. Karena dalam setiap keadaan, aku akan dapat melihat tumpukan buku, dan barisan prajurit yang tidak akan pernah mampu melawan kebenaran.

Dan bila benar juga, bahwa kenyataan adalah tekanan hidup paling retak. Jika membuatnya lemah, maka kelemahan akan menggerogoti jiwamu, dan jika kuat kau koyak maka akan rompal juga setiap mantera dari dalam dirimu. Tetapi dari kejauhan di kedalamanmu sendiri, adakah hal yang paling membanggakan dari sebuah mimpi?

Karena kenyataan memang bejat untuk diharap kebenarannya, maka kita terbiasa membuat mimpi menjadi kenyataan yang seakan-akan nyata senyata dirimu dan segala kesakitan yang kau rasakan dalam kenangan. Lagi pula, mana ada kenyataan yang dapat mengalahkan mimpi yangmenjadi kerusakan dalam setiap keputusasaan seorang anak manusia.

Mimpi sebagaimana yang tidak kau tahu, seperti kidung yang tidak ada gunanya untuk menelantarkannya sekalipun. Adapun setiap langkah yang menjadi cermin jam dinding, dan segala teralis besi yang menjadi urat darah sudah tidak relevan lagi ketika disandingkan dengan cinta apalagi mimpi. Meskipun mimpi adalah sesuatu yang tidak bisa dibeli, namun kenyataan menjadikannya pencitraan yang hangat. Dan lagi, tidak semuanya bisa dikembali seperti kepunyaan kita sendiri.

Kita semua adalah anak-anak jaman yang diperuntukkan menegakkan kebenaran, dari tertatih-tatih menjadi kuat, lalu menjadi tua dan pantas masuk panti jompo. Jika keinginan kita sudah terlewatkan, berganti pada sesuatu yang sepenuhnya baru, yang itu adalah pikun. Entah kita menerima atau menolaknya, namun tetap saja kita adalah anak uban yang tidak akan menjadi bagian dari dongeng masa lalu.

Kesemuanya menjadi sepi saat kita adalah raja diraja. Tidak ada orang yang akan mendekatimu karena pertemanan, dan semuanya adalah kehadiran yang tak sunyi dari pengkhianatan. Lalu apakah kita hanyalah rupa jaman yang tidak sehat, yang segala kebutuhannya binasa bersama kodratnya?

Comments

About Me

My photo
Fathul Qorib
Lamongan, Jawa Timur, Indonesia
pada mulanya, aku adalah seorang yang cerdas sehingga aku ingin mengubah dunia. lalu aku menjadi lebih bijaksana, kemudian aku mengubah diriku sendiri.