Skip to main content

Sangat Berani


Merencanakan kehidupan bisa jadi adalah salah satu pekerjaan yang bisa membuat kita putus asa. Putus asa karena kita tidak punya banyak hal yang cukup membuat kita optimis. Bahkan bagi sebagian orang, optimis saja tidak cukup karena karena tidak bisa begitu saja mempercayakan segala nasib baik dan buruk kepada tuhan. Karena itu, kemungkinan untuk merasa senang dan baik-baik saja dalam zona nyaman adalah sesuatu yang wajar dan tidak perlu ditakuti.

Kenyataannya, dibutuhkan seseorang yang sangat berani untuk dapat berubah. Merencanakan kehidupan dengan tingkat keberhasilan hingga 80 persen juga butuh seseorang yang sangat berani. Kebanyakan kita sudah berani atau bahkan pengecut, namun itulah kewajaran hidup di dunia. Karena itu, tidak mungkin orang biasa-biasa saja dapat mencapai tingkat kepuasan sebab keberhasilannya hingga 100 persen.

Kesimpulan-kesimpulan ini bisa didapatkan saat kita menonton film, misalnya, atau membaca buku. Untuk sebuah film, marilah kita mengingat lagi Divergent. Di sana kita akan mendapati manusia yang hidup dalam suatu kota ini dibagi menurut pekerjaannya. Ada yang disebut sebagai Candor (jujur), Erudite (genius), Amity (suka damai), Dauntless (pemberani) dan Abnegation (penolong tanpa pamrih). Sedangkan Divergent adalah golongan yang memiliki sifat menonjol yang bisa jadi adalah gabungan dari beberapa golongan tersebut.

Untuk suatu kehidupan yang normal, seseorang tidak akan menciderai hal-hal yang telah ditentukan oleh pendiri suatu kota tersebut. Hal itu sama dengan film The Hunger Game yang membagi sebuah negara menjadi 13 distrik (Distrik 13 sudah punah). Orang-orang yang hidup setelah penegakan negara tersebut, tidak akan memiliki keinginan untuk merubahnya, atau memiliki keinginan tapi takut dengan keinginannya.

Kedua film ini memberikan gambaran bahwa orang yang berani sekalipun tidak akan dapat mengubah nasib yang telah ditentukan. Dibutuhkan Beatrice Prior atau biasa dipanggil Tris dan Katnis Everdeen yang sangat berani guna mengubah nasib diri sendiri, nasib keluarga, dan nasib seluruh bangsanya. Jika kebetulan keduanya adalah perempuan, maka bukan berarti saya ingin menggerakkan feminisme. Tapi disadari atau tidak, kedua perempuan itu tidak dapat berdiri kukuh tanpa peluk dan cium lelaki pasangannya.

Oleh karena itu, lihatlah di sekeliling hidup ini. Bagi orang-orang yang telah dilahirkan dalam keluarga biasa dan hidup pas-pasan, mereka akan kesulitan untuk bangkit lalu menjadi kaya dan bahagia. Apalagi orang yang dilahirkan dalam keadaan miskin, kemampuan berontak mereka sudah terkurangi sejak ia merasakan kemiskinan memenjarakannya. Kebangkitan dari keterpurukan ini, bukan hanya membutuhkan orang yang sekedar berani, tapi harus sangat berani.

Namun diam-diam pertanyaan seperti, kenapa orang tidak bisa sangat berani guna mengubah nasibnya sendiri? Perkiraan jawaban yang pas adalah karena ia merasa aman berada di lingkungannya sekarang, dan ia mau saja berubah menjadi orang yang sangat berani untuk mengubah nasibnya, tapi ia ragu bahwa apa yang dilakukannya akan membuahkan hasil.

Bila hasilnya bagus, maka ia hanya akan bersyukur karena mendapatkan keberuntungan. Tapi apakah ia akan sanggup bangkit lagi bila gagal? Terutama bila ia gagal lalu menyakiti banyak orang. Bisa jadi, saat ini mereka sudah memiliki janji dengan seseorang dan tidak ingin mengundi nasibnya untuk menjadi sangat berani. Karena bila ia gagal, maka ia akan kehilangan seluruh harapannya, termasuk kepercayaan orang disekelilingnya.

Menjadi sangat berani bukan persoalan mudah. Ia bukan hanya bagaimana agar lulus kuliah dengan nilai cumlaude, ia juga bukan hanya sekedar mendapatkan pekerjaan sebagai karyawan bank nasional. Meskipun dua hal tersebut menjadi prioritas sebagian orang yang menginginkan sebuah status dalam kehidupan –status yang bagus dan jelas sebagai sebuah pertanda kesuksesan di mata orang lain.

Tampaknya, semasa hidup ini, kita akan sangat kesulitan mendapatkan teman yang bisa kita golongkan sebagai orang yang sangat berani. Orang-orang yang sangat berani ini, selalu saja orang jauh yang sudah sukses lalu menulis buku. Kita hanya menjadi pembaca bukunya dan menunjang kesuksesannya sebagai penulis buku/novel motivasi. Jadi, adakah orang yang sangat berani di sekeliling kita, yang mampu mengubah nasibnya sendiri –pertama-tama- dengan keluar biasaan?

Comments

  1. Absen ah

    Mampir o pisan nang situsku.

    Http://www.malangartchannel.com

    ReplyDelete

Post a Comment

semoga artikel ini berniat baik pada pembaca, komentar pembaca akan membangun blog ini.

About Me

My photo
Fathul Qorib
Lamongan, Jawa Timur, Indonesia
pada mulanya, aku adalah seorang yang cerdas sehingga aku ingin mengubah dunia. lalu aku menjadi lebih bijaksana, kemudian aku mengubah diriku sendiri.