Skip to main content

Tentang Menulis

“There is nothing to writing. All you do is sit down at a typewriter and bleed.” -ernest hemingway

Ingin menulis tapi tidak tahu apa yang hendak kutulis. Begitulah malam ini bermula. Dan itu adalah hal yang paling rutin kutemui pada diri setiap orang. Mungkin bagi beberapa adik tingkatku yang belajar menulisnya belum sekeras aku, menganggap bahwa aku selalu punya ide untuk ditulis. But it's wrong. Jelas sekali bahwa pada malam ini aku tidak bisa menulis apa-apa kecuali sebuah curhatan yang aku sendiri berharap, jauh dari sifat kekanak-kanakan masa remaja. Di sinilah aku akhirnya, dan memutuskan untuk menonton film.

Despicable Me (2010) ku ambil dari sarangnya. Film ini memiliki kisah unik yang tidak harus di tonton oleh anak-anak. Tapi tetap lucu dan tidak masuk akal bagaimana seorang penjahat berencana mencuri bulan untuk di masukkan dalam sakunya. Selesai menontonnya, aku merasa harus menulis. Merasa harus menulis tapi tidak tahu harus memulainya dari mana. Kemudian aku menjadi ingat, mengapa setiap selesai membaca buku atau menonton film, aku merasa wajib menulis?

Ya, sekarang, setiap mendapatkan sesuatu yang baru, aku selalu merasa bertanggung jawab untuk menuliskannya. Aku memikirkan sebab musababnya, tapi ternyata tidak menemukan jejak perjalanan ini sama sekali. Jadi tidak ada filosofi apapun yang mendasari hal ini. Mungkin juga sebab beberapa tahun yang lalu ketika sibuk mencari bahan tugas kuliah dan tidak menemukan di internet, saya mulai bertanya, dari mana sesungguhnya segala sesuatu yang ada di internet ini? Sepertinya semuanya ada di sini. Dan jawabannya cukup sederhana, tidak lain adalah dari kita sendiri yang menulis tentang sesuatu, lalu kita upload di internet.

Maka dari itulah saya begitu menyesal jika blog yang kubuat sekitar empat tahun yang lalu tersebut tidak berisi artikel yang informatif. Aku benar-benar baru faham mengenai diriku sendiri. Memang awalnya membuat blog adalah sebagai gagah-gagahan karena tidak semua orang pada masa itu faham tentang dunia blogging. Itu sekitar Agustus 2008, tahun ketika pertama kali aku masuk kuliah, dan begitupula aku berkenalan dengan internet secara intensif di perpustakaan Universitas Trunojoyo.

Jika kita tidak menulis apa yang kita tahu, maka selamanya internet tidak akan berisi tulisan yang berbobot. Dunia sekarang, di mana orang-orang telah memfungsikan diri sebagai robot egois, internet hanya dipenuhi oleh orang-orang yang ingin meraup keuntungan sebanyak-banyaknya. Mereka menggunakan internet untuk segala sesuatu (biasanya bisnis dengan dalih enterpreneur) yang bisa mendatangkan keuntungan kepada mereka. Hal ini bisa ketahui dari banyaknya pop-up window yang muncul di link-link tertentu tanpa kita berniat membukanya. Juga pada iklan-iklan yang bergentayangan di facebook, di dinding dan pesan pribadi, semua orang sedang berjualan. Ingin kaya sendiri.

Maka begitulah kehidupan jaman sekarang. Menulis, di samping dalam segi ekonomi bisa mendatangkan keuntungan, bisa juga sebagai jalan memberi. Inilah hal yang bisa bita lakukan ditengah gencarnya sikap egois yang ada di Indonesia. Maka saya pernah –dan sampai sekarang, menyesal tidak memiliki kemampuan bahasa inggris, karena dalam bahasa internasional itulah segala informasi di sediakan. Ketika kita menelusuri internet, mencari suatu artikel yang penting, maka betapa banyak blog yang mengkopi paste dari situs orang lain berharap ia mendapatkan keuntungan dari artikel yang di kopinya. Ia menjual iklan dengan menampilkan tulisan orang lain. Miris bukan?

Menatap hal ini, aku bahkan pernah membayangkan untuk membentuk komunitas wikipedia, yaitu semacam komunitas yang bervisi menelusuri wikipedia (salah satu penyedia informasi gratis mengenai segala sesuatu) lalu menulis apapun yang belum ada di wikipedia tersebut. Kita menyebar segala macam informasi, bisa melalui menerjemahkan beberapa artikel dari bahasa asing, atau benar-benar menulis berdasarkan pengetahuan dan pengalaman. Namun itu terasa sulit karena tentu saja, di mana-mana, komunitas atau organisasi nirlaba itu jarang peminatnya, dan kalaupun ada peminatnya, jarang bisa bertahan lama.

Akhir 2011 lalu saya magang di perusahaan telkom tingkat kota. Di sana tersedia berbagai macam paket internet yang kesemuanya mendukung proses download yang besar dari pada kapasitas upload. Ini bukan salah perusahaan memang, mereka membuat paket seperti itu sebab kebutuhan masayarakat untuk mendownload lebih besar dari pada mengupload. Ini berarti, masyarakat yang menadahkan tangan jauh lebih besar dari pada yang mengulurkan tangannya. Kita bahkan menggunakan kata berselancar, menelusuri, mencari referensi, mendownload, dan semua kata yang berhubungan dengan internet pasti menggunakan kata yang bersifat meletakkan tangan di bawah.

Untuk itulah menulis itu perlu dan penting. Jika kita seseorang yang rajin membaca, rajin mendownload film dan music, maka sudah saatnya kita juga membuat tulisan untuk di baca orang lain, juga barangkali membuat film –jika berkapasitas, atau menuliskan resensi dan analisis yang di dapat dari menonton film tersebut. Semua ini demi kekuatan bahasa indonesia kedepannya, demi referensi pengetahuan dalam bahasa yang katanya kita cintai setengah mati ini. Agar orang-orang yang cerdas generasi selanjutnya, tidak lagi lari ke dalam bahasa asing demi mengembangkan pemikirannya sendiri. Demi mengembangkan bangsanya –berarti juga kita. 

Comments

About Me

My photo
Fathul Qorib
Lamongan, Jawa Timur, Indonesia
pada mulanya, aku adalah seorang yang cerdas sehingga aku ingin mengubah dunia. lalu aku menjadi lebih bijaksana, kemudian aku mengubah diriku sendiri.