Skip to main content

Menjadi Kaya Bersama

Pertanyaan paling mudah diajukan namun memiliki jawaban paling rumit bukanlah masalah filsafat. Pertanyaan yang paling sulit itu adalah : bagaimana cara sukses di bidang materi, atau bagaimana cara menjadi kaya.

Karena kita biasanya yakin bahwa kaya tidak dibangun dalam semalam, maka saya yakin dengan asumsi bahwa kaya itu memang bisa dibangun dalam semalam. Saat anakanak alumni MA. Roudlotul Mutaabbidin sedang kumpul malam lebaran, saya hampir mengarahkan untuk menjadi kaya bersama-sama, namun saya urungkan karena tampaknya belum waktunya.

Dan tulisan ini, memang saya sengaja tujukan kepada anakanak aliyah dengan harapan yang luar biasa. Atau kalau kemudian berguna, bisa menjadi acuan kelompol lain. Dengan sebuah tulisan, saya berharap pemikiran ini lebih mudah difahami, lebih runut, dan lebih mudah disebarluaskan untuk kepentingan yang lebih tinggi. Apakah bahasa saya sudah mendakik-dakik seperti seorang sastrawan? Mungkin Thoharul Fuad mampu menjawabnya, atau sang filusuf Nurdiansyah?

Sebelum berlanjut, saya ingin memberikan pemahaman bahwa kekayaan bersama mungkin akan membuat perpecahan. Maka dari itu dibutuhkan hati yang dapat berdamai dengan keinginan individualismenya, yang sudah dan belajar membunuh macan dalam hatinya.

Menjadi Kaya

Percayalah, bahwa kaya itu soal mental. Tapi hal ini menjadi klise, tersamarkan gegara buku buku cara kaya yang hanya banyak bicara. Lihatlah bukunya Ippho Santosa yang fenomenal tentang kaya menggunakan otak kanan, atau bukunya Cipto Junaidi soal kaya lewat properti, atau bukunya Yusuf Mansur dengan model shodaqoh. Teoritis, dan kalaupun praktis, sangat sulit direalisasikan.

Saya membayangkan 50 anggota alumni yang datang beberapa waktu lalu bisa selalu sempak (semangat dan kompak). Jika tidak ada yang banyak bicara dan persisten dalam bekerja, ide saya menjadi kaya bersama adalah wujud dari keniscayaan. Beberapa kekuatan akan dapat kita gabungkan: modal, konsep, dan citacita. Secara ringkas, ide menjadi kaya bersama ini adalah : mengumpulkan modal dari iuran terencana, membuat sistem usaha, dan membuatnya jadi luar biasa.

Pertama tama, kita akan membicarakan soal modal. Orang yang punya konsep brilian namun kekurangan modal di dunia ini sudah teramat banyak. Mau usaha apapun, pasti yang terlintas pertama kali adalah dari mana modal bisa didapat. Mengapa orang yang tidak memiliki modal cenderung punya ide bisnis yang brilian? Karena begitulah permainan Tuhan. Persis orang yang punya modal besar, tapi kesulitan mendapat ide usaha, dan jikapun diberi usulan ide, ia selalu tidak yakin. Saya tahu, karena saya pernah menjadi duaduanya.

Modal bisa didapat dari iuran. Dari 50 orang, mungkin yang bersedia bergabung dalam sebuah rencana ini adalah 25 orang; anggap saja demikian. Tahun depan, jika kita ingin punya modal sebesar Rp 25 juta maka kita bisa mencapainya dengan iuran Rp 1 juta perorang. Uang sebesar itu, saya masih yakin akan sulit diusakan sendirian mengingat kita semua berpendidikan menggunakan beasiswa.

Uang sebesar Rp 25 juta ini bisa dengan cepat kita dapat tanpa mengurus hal hal yang rumit. Dan perlu saya tegaskan, bahwa kita bisa menyepakati nominal berapapun yang kita inginkan, disesuaikan dengan usaha apa yang hendak dibangun serta kekuatan finansial masing masing. Karena suatu perkumpulan akan menjadi sia sia bila orang orang saling membicarakan di belakang, dan tidak puas dengan kesepakatan bersama.

Adapun jenis usaha yang bisa kita pilih tentunya bermacam macam tergantung selera dan pengalaman. Hal paling sederhana yang bisa saya ajukan adalah : jika ingin kaya maka jadilah pedagang, jika ingin bahagia jadilah petani, dan jika dihormati maka jadilah pegawai. Dan pilihan yang masuk akal adalah menjadi pedagang, meskipun bertani (di dalamnya ada berternak dan pertambakan) juga patut dipertimbangkan.

Dalam dunia perdagangan, kita harus sesuai dengan prinsip ekonomi: membeli dengan murah, lalu menjual mahal. Selisih pembelian dengan penjualan itu adalah keuntungan. Dan sesuai dengan analisis kehidupan ini, barang dagangan yang dapat menghasilkan keuntungan konsisten adalah barang yang dibutuhkan sehari-hari, setiap hari, dan selamanya, yaitu : pakaian, makanan, dan barang elektronik. Ketiga barang ini adalah pilihan paling aman, namun secara spesifik masih harus dirumuskan.

Usaha apapun menjadi mungkin saat kita punya sumber daya yang memadai. Usaha toko baju online misalnya, telah terbukti membawa keuntungan maksimal tanpa modal hanya dengan menjadi reseller atau dropshipper. Dan menjual minuman dan makanan yang didesain seperti kafe yang berkarakter, di Malang atau Yogja, sama menjanjikan. Termasuk usaha jual beli laptop, komputer, printer, HP beserta accesoris, sekaligus menyediakan pusat perbaikannya.

Tiga hal ini saja sudah hebat jika kita serius menggarapnya, dan komitmen untuk tidak mudah menyerah. Usaha lain yang mungkin adalah dengan beternak ayam, kambing, atau sapi dengan jumlah dan kondisi tertentu. Namun saya tidak akan membahasnya terlalu rigid di sini, karena persoalan pilihan usaha bisa dibahas bersama sama.

Saya percaya, ketika hal ini dilakukan dengan serius, maka dalam waktu kurang dari 10 tahun yang akan datang, MA Roudlotul Mutaabbidin sudah punya perusahaan sendiri untuk mensupport segala kebutuhan. Dengan asumsi tiap tahun mengalami peningkatan modal, dan perusahaan bisa melakukan ekspansi ke ranah yang lain, maka kita akan berjaya. Sekolah pun ringan memberikan beasiswa kepada siswa kurang mampu, dan menyediakan lapangan kerja bagi alumni yang potensial.

Jadi, ini adalah sumbangsih pemikiran saya untuk membangun sesuatu yang lebih realistis. Karena kumpulan alumni bukan anak kecil lagi, saya yakin masukan dan saran teman teman lainnya akan dapat membuat perubahan lebih besar lagi.

Comments

About Me

My photo
Fathul Qorib
Lamongan, Jawa Timur, Indonesia
pada mulanya, aku adalah seorang yang cerdas sehingga aku ingin mengubah dunia. lalu aku menjadi lebih bijaksana, kemudian aku mengubah diriku sendiri.