Skip to main content

Memasarkan Media Baru

Termasuk salah satu tantangan terbesar sebuah media baru adalah pemasaran. Bagaimana media baru yang tidak memiliki modal yang kuat bisa survive di suatu daerah adalah pekerjaan berat. Namun cerita cerita mengenai perjuangan membentuk media dengan modal minim bukanlah sesuatu yang baru, sehingga pasti ada rumusan masuk akal untuk sama atau melampauinya.

Sebagaimana yang telah saya jelaskan pada tulisan awal, bahwa membentuk media online bukan sesuatu yang sulit. Kita tinggal membeli hosting dan domain, lalu mencari teman teman sendiri untuk menjadi wartawan dan redaktur. Secara teknis hal ini sederhana, tinggal bagaimana cara menjual website tersebut supaya banyak pengunjung realnya. Setelah diketahui banyak pengunjung, maka tentu saja iklan akan berdatangan yang artinya, kinerja akan terbayar lunas.

Memasarkan media, kita harus bisa menawarkan kualitas yang berbeda dari media pesaing. Perbedaan ini haruslah pada persoalan yang urgen, tidak masalah bila media pada awal awal selalu memberitakan hal yang bombastis. Itu adalah salah satu strategi marketing. Yang perlu dibenahi hanyalah, bagainana informasi yang bombastis tersebut tidak mengada ada, artinya akurat dan benar ada. Bila berita yang menyinggung orang atau kelompok lain, maka cukupkan dengan konfirmasi terhadap pihak lain yang mungkin dirugikan.

Persoalan bombastis apa saja yang bisa diungkap? Pertama tama soal kriminal, itu bisa menjadi berita yang hot apalagi persoalan korupsi dan pembunuhan. Persoalan pemerintah, kesejahteraan rakyat, inovasi daerah, kehutanan, tata kota, juga pendidikan, pasti menyisakan banyak informasi yang berdampak luas. Hal lain yang bombastis dan memuakkan adalah kehidupan seorang tokoh yang ada di lokasi media tersebut yang memiliki massa banyak, sehingga seluruh massanya akan membuka media kita.

Setelah melakukan pembedaan yang signifikan, lalu mulailah dengan menuliskan berita yang spektakuler; bukan berita biasa, namun berita yang membuat masyarakat berdecak kagum. Berita semacam ini bisa jadi adalah berita yang membutuhkan desain yang panjang. Maka dari itu butuh perencanaan yang matang untuk mengungkap suatu peristiwa, dan mengumpulkan narasumber yang mau bersuara meskipun dengan inisial saja.

Berita berita seperti ini tentunya mengingatkan kita pada berita majalah Tempo. Persoalan nasional yang sedang dibicarakan, lalu diungkap dengan teliti dari hulu hingga hilir, menghadirkan narasumber atau saksi kunci yang bisa dipercaya. Berita investigasi pasti akan membuat orang tercekat karena datanya yang lengkap, bukan sekedar straigt news yang memuat 5W+1H. Maka sempatkanlah meskipun cuma satu berita saja seminggu, dimulai dari persoalan sampah, pendidikan, pengrusakan lingkungan, dan atau pengungkapan tindak kriminal.

Yang terakhir namun tak kalah penting adalah persoalan berita yang tendensius. Sekarang kita tidak membahas kualitas berita, maksudnya, kita tidak membicarakan kebutuhan masyarakat akan informasi yang baik dan edukatif. Pemasaran tokcer yang terakhir ini adalah melakukan advertorial gratis, dengan memilih tokoh atau lembaga yang punya posisi tawar kuat. Atau jika sudah habis, babatlah komunitas komunitas yang biasanya memiliki banyak simpatisan serta jaringan media sosial luas.

Kita akan memanfaatkan narsisme individu atau kelompok. Narsisme adalah kecintaan terhadap diri yang berlebihan. Narsis yang seimbang akan membawa kepercayaan diri seseorang sehingga tidak mudah terpengaruh orang lain. Namun saat ini, di mana selfie di pegunungan lebih penting daripada menikmati keindahan pegunungan itu sendiri, menimbulkan penyakit akut yang bisa kita manfaatkan. Kecintaan orang terhadap dirinya, baik cinta dengan wajah atau pemikiranya, akan mudah kita bohongi.

Jadi hal yang bisa dilakukan adalah membuat program advertorial gratis untuk waktu tertentu. Berita khusus advertorial ini biasanya dibahas oleh marketing, dan dikerjakan oleh tim khusus. Namun karena media online baru tidak punya banyak karyawan, maka bolehlah wartawan yang mengejar advertorial tersebut. Kita tinggal mendatangi beberapa komunitas atau perseorangan, lembaga tertentu atau perusahaan dan kelompok kelompok kecil di sekitar kantor. Dijamin mereka akan bersenang hati demi mendapatkan porsi pemberitaan yang mengangkat nama mereka.

Lebih konkritnya akan saya contohkan. Misalnya kita mendatangi setiap Unit Kegiatan Kampus (UKM) dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di suatu kampus, lalu menulis program unggulan mereka atau menulis prestasi khusus yang bernilai berita. Maka dijamin setiap anggota organisasi tersebut akan membuka media online yang menayangkan, disimpan linknya, dan saat pengenalan mahasiswa baru akan ditunjukkan. Secara tidak langsung, ini adalah iklan gratis bagi media, plus menaikkan ranking pengunjung. Jika satu bulan saja kita memprogram advertorial gratisan ini, maka media sudah akan dikenal seantero daerah.


Selanjutnya adalah mempertahankan program dan trik media yang dinilai bagus, dan selalu berinovasi dalam kreatovitas tanpa batas untuk selalu menghadirkan kesegaran kepada publik. Tentu saja, sekali kali kita harus jadi media yang super baik dengan menampilkan informasi yang berguna kepada masyarakat, lain waktu kita jadi media jahat demi suatu popularitas. Dunia bisnis, kita harus selalu siap bukan?

Comments

About Me

My photo
Fathul Qorib
Lamongan, Jawa Timur, Indonesia
pada mulanya, aku adalah seorang yang cerdas sehingga aku ingin mengubah dunia. lalu aku menjadi lebih bijaksana, kemudian aku mengubah diriku sendiri.