Skip to main content

mengacau; aku kehilangan masa lalu

berbulan-bulan tidak menulis bisa membuatmu sakit dan gila. bahkan tanganku sekitar siku sampai jari-jemari sudah dalam tahap mengarat, yang kalau tidak melanjutkan tulisan, akan berakhir dengan terputusnya jari-jari sehingga terlihat seperti penyakit kusta.

memang orang yang sudah terbiasa menulis lalu berhenti secara tiba-tiba itu seperti seseorang yang tengah menjalani terapi diet selama 1 tahun, lalu tiba-tiba satu minggu dia tidak bisa menahan diri untuk tidak makan makanan yang disediakan di sebuah rumah makan prasmanan, maka otomatis, perutnya akan kembali membuncit, pahanya kembali membesar, juga pembuluh darahnya akan menyempit dengan dramatis.

maka aku, demi agar tidak mati kutu, otakku agar tidak mengendap seperti sampah di kali-kali, maka menulis lagi meski dengan sangat terpaksa adalah sebuah penyembuhan. ini semacam terapi kebuntuan, terapi yang dilakukan oleh seorang psikolog terhadap pasiennya yang sudah lama tidak berhubungan sosial.

menulis sebagaimana yang kita pahami adalah sebuah pekerjaan berfikir yang membutuhkan ketabahan tersendiri. ia sama saja dengan membaca yang tidak semua orang bisa melakukannya. padahal berdasarkan pencarian saya, sudah tertemukan sekitar 35 manfaat dari membaca dan atau membacakan kepada anak-anak. hm.., tidak semua hal bagus bisa dilakukan oleh manusia bukan?

maka menulis sebenarnya adalah pekerjaan eksklusif yang bisa membuat kita menjadi seseorang yang spesial. dimana-mana, profesi yang tidak banyak diminati oleh orang adalah profesi yang sulit, tapi sekaligus menonjol dalam pembangunan manusia. menulis adalah pekerjaan yang sulit, semua orang mau menjadi tapi tidak satupun yang berhasil menjadi penulis -kecuali dengan syarat tertentu yang sangat khusus.

menulis itu kadang tidak bisa diajarkan, kadang kemampuan menulis merupakan sebuah anugerah yang datang dengan sendirinya tanpa kita minta. orang-orang yang sudah besar boleh saja mengatakan bahwa mereka belajar menulis dengan serius, tapi tidak sepenuhnya saya membenarkan. mungkin memang ada kesempatan tertentu, maksudku ilham tertentu yang berada di tangannya sehingga kata yang digunakannya bisa dirubah menjadi untaian yang menakjubkan.

maka di sinilah aku, belajar lagi menggunakan memori kepenulisan yang sempat kupunya lalu hilang ditelan kapal Pelni di suatu malam buta, aku bangun dibaraknya dan berangsur-angsur setiap kata yang pernah kudapat merayap dari balik kasur dan merembes ke dag kapal yang membesi. aku menggelengkap kepala dan sebagaimana rambut yang basa, kepalaku merontokkan pengertian satu persatu dan hilang ditelan gelombang laut.

setibanya di daratan, aku linglung dan rubuh; seakan semua penyakitku hilang, tapi seakan menimbulkan kelumpuhan dalam berfikir. aku pandang dermaga yang menjadi bisu, angin laut menjadi karat, ombak samudera menjadi aneh, kuberjalan diperkotaan dan mendapati diriku menjadi bagian tak terjelaskan dari peradaban. ada anak-anak berlari, menggandeng tanganku, dan mengenalkanku pada a b c.

apakah aku kemudian, jika setiap kalimat yang dulu kukunyah menjadi kabut. Aku tidak lagi mengenal suasana melankolis yang dulu kerap hinggap di hatiku. Dia seperti kupu-kupu yang terbang dan tak hinggap lagi di dahan-dahan, karena aku juga tak menyapa pepohonan yang ada dibalik hutan, pegunungan, dan perjalanan.

Aku seperti dekil yang jatuh dikubangan becek tempat segenap serapah beralamat. Pelan-pelan aku berdiri dari sana mencari tahu apakah ada keajaiban yang disembunyikan tuhan; sebagaimana cerita dan kisah yang santer terdengar, masa lalu-masa lalu, aku kehilangan masa laluku.

Comments

About Me

My photo
Fathul Qorib
Lamongan, Jawa Timur, Indonesia
pada mulanya, aku adalah seorang yang cerdas sehingga aku ingin mengubah dunia. lalu aku menjadi lebih bijaksana, kemudian aku mengubah diriku sendiri.